Jumat, 21 November 2014

Uji Kualitatif Boraks


Serang, 10 Juni 2014
Praktikum Biokimia Hasil Perairan


 
  

UJI ANALISA KUALITATIF KANDUNGAN BORAKS PADA PRODUK OLAHAN HASIL PERIKANAN

Aulia Yuaninda
4443121312

JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2014
ABSTRACT
Borax or Borax (Java language) is a high concentration of mineral salt mixture used in the manufacture of some traditional foods, such as karak and gendar. Synonyms biborat sodium, sodium piroborat, sodium tetraborate. Borax is not a pure form of borax, boric acid while pure artificial pharmaceutical industry known as borax. Practicum was held on Friday, June 10, 2014 at 20:00 pm until finished which is housed in the Laboratory TPHP, aims to determine qualitatively borax on processed fishery products. We get the results after testing the borax content in processed fishery products around campus all negative containing borax.

Keywords : Borax, Processed, Qualitative
ABSTRAK
Boraks atau Bleng (bahasa jawa) adalah campuran garam mineral konsentrasi tinggi yang dipakai dalam pembuatan beberapa makanan tradisional, seperti karak dan gendar. Sinonimnya natrium biborat, natrium piroborat, natrium tetraborat . Bleng adalah bentuk tidak murni dari boraks, sementara asam borat murni buatan farmasi industri lebih dikenal dengan nama boraks. Praktikum ini dilaksanakan pada hari jum’at tanggal 10 Juni 2014 pada pukul 20:00 WIB sampai selesai yang bertempat di Laboratorium TPHP, bertujuan untuk mengetahui boraks secara kualitatif pada produk olahan hasil perikanan. Hasil yang kami dapatkan setelah menguji kandungan boraks pada produk olahan hasil perikanan sekitar kampus semuanya negatif mengandung boraks.

Kata Kunci :  Boraks, Kualitatif, Olahan
PENDAHULUAN
Boraks atau Bleng (bahasa jawa) adalah campuran garam mineral konsentrasi tinggi yang dipakai dalam pembuatan beberapa makanan tradisional, seperti karak dan gendar. Sinonimnya natrium biborat, natrium piroborat, natrium tetraborat (Na2[B4O5(OH)4]8H2O). Bleng adalah bentuk tidak murni dari boraks, sementara asam borat murni buatan farmasi industri lebih dikenal dengan nama boraks.
Boraks merupakan senyawa yang bisa memperbaiki tekstur makanan sehingga menghasilkan rupa yang bagus, misalnya bakso, kerupuk bahkan mie basah yang berada di pasaran. Kerupuk yang mengandung boraks kalau digoreng akan mengembang dan empuk, teksturnya bagus dan renyah. Asal tahu saja, gelas pyrex yang terkenal kuat bisa memiliki performa seperti itu karena dibuat dengan campuran boraks. Kemungkinan besar daya pengawet boraks disebabkan oleh senyawa aktif asam borat.
Borat-borat diturunkan dari ketiga asam borat yaitu asam ortoborat (H3BO3), asam piroborat (H2B4O7), dan asam metaborat (HBO2). Asam ortoborat adalah zat padat kristalin putih, yang sedikit larut dalam air dingin, tetapi lebih larut dalam air panas. Garam-garam dari asam ini sangat sedikit yang diketahui dengan pasti. Asam ortoborat yang dipanaskan pada 1000C, akan diubah menjadi asam metaborat. Pada 1400C dihasilkan asam piroborat. Kebanyakan garam ini diturunkan dari asam meta dan piro. Disebabkan oleh lemahnya asam borat, garam-garam yang larut terhidrolisis dalam larutan, dan karenanya bereaksi basa.
Kelarutan Borat dari logam-logam alkali mudah larut dalam air. Borat dari logam-logam lainnya umumnya sangat sedikit larut dalam air, tetapi cukup larut dalam asam-asam dan dalam larutan ammonium klorida. Untuk mempelajari reaksi-reaksi ini, kita memakai larutan natrium tetraborat (natrium piroroborat/boraks) Na2B4O7.10H2O.
Dalam bentuk tidak murni, sebenarnya boraks sudah diproduksi sejak tahun 1700 di Indonesia, dalam bentuk air bleng. Bleng biasanya dihasilkan dari ladang garam atau kawah lumpur. Pemerintah pernah memperbolehkan penggunaan boraks sebagai bahan makanan, namun dibatasi sejak 5 Juli 1959, batasnya hanya 1 gram per 1 kilogram, bila lebih, itu ilegal/ menyalahi aturan.
Ciri boraks adalah serbuk kristal putih, tidak berbau, larut dalam air, tidak larut dalam alkohol, PH ≈ 9,5. Dalam dunia industri, boraks menjadi bahan solder, bahan pembersih, bahan pengawet kayu, antiseptik kayu, dan pengontrol kecoak. Daya pengawet yang kuat dari boraks berasal dari kandungan asam borat di dalamnya.
Asam borat sering digunakan dalam dunia pengobatan dan kosmetika. Misalnya, larutan asam borat dalam air digunakan sebagai obat cuci mata dan dikenal sebagai boorwater. Asam borat juga digunakan sebagai obat kumur, semprot hidung, dan salep luka kecil. Namun, bahan ini tidak boleh diminum atau digunakan pada luka luas, karena beracun ketika terserap masuk dalam tubuh.
Boraks maupun bleng tidak aman untuk dikonsumsi sebagai makanan dalam dosis berlebihan. Mengkonsumsi makanan yang mengandung boraks memang tidak serta berakibat buruk terhadap kesehatan, tetapi boraks akan menumpuk sedikit demi sedikit karena diserap dalam tibih konsumen secara kumulatif. Seringnya mengkonsumsi makanan berboraks akan menyebabkan gangguan otak, hati, dan ginjal. Dalam jumlah banyak, boraks menyebabkan demam, apatis, sianosis, tekanan darah turun, anurina (tidak terbentuknya urin), kerusakan ginjal, pingsan, hingga kematian.
Boraks merupakan bahan yang dikenal untuk industri farmasi sebagai ramuan obat misalnya salep, bedak, larutan kompres, obat oles mulut dan obat pencuci mata. Boraks juga digunakan sebagai bahan solder, pembersih, pengawet kayu dan antiseptik kayu. Jika boraks terdapat pada makanan maka dalam jangka waktu yang lama akan menumpuk pada otak, hati, lemak dan ginjal. Pemakaian dalam jumlah yang banyak dapat menyebabkan demam, depresi, kerusakan ginjal, nafsu makan berkurang, gangguan pencernaan, kebodohan, kebingungan, radang kulit, anemia, kejang, pingsan bahkan kematian (Saeful Karim, 2008).
Berbahayanya boraks bagi tubuh manusia sudah banyak diketahui oleh masyarakat umum, namun demikian belum banyak masyarakat yang mengetahui cara mendeteksi boraks dalam makanan. Kebanyakan untuk mengetahui kandungan boraks dalam makanan dilakukan melalui uji labolatorium oleh praktisi akademis. Untuk itu perlu dilakukan upaya penelitian mendeteksi kandungan boraks dalam makanan yang lebih sederhana, mudah dan dapat dilakukan secara langsung oleh semua kalangan masyarakat.
Kunyit merupakan salah satu bahan pewarna alami makanan. Kunyit juga dapat menyebabkan perubahan warna jika dicampur dengan zat-zat tertentu seperti lemak dan minyak. Namun apakah kunyit dapat digunakan untuk mendeteksi kandungan boraks dalam makanan perlu dilakukan pengujian.
Praktikum kali ini bertujuan untuk mengetahui boraks secara kualitatif pada produk olahan hasil perikanan.
METODOLOGI
Praktikum Biologi Kimia Hasil perairan yang berjudul “UJI ANALISA KUALITATIF KANDUNGAN BORAKS PADA PRODUK OLAHAN HASIL PERIKANAN” dilaksanakan pada hari jum’at tanggal 10 Juni 2014 pada pukul 20:00 WIB sampai selesai yang bertempat di Laboratorium TPHP Jurusan Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Serang – Banten.
Alat yang digunakan pada praktikum Biokim yang berjudul “UJI ANALISA KUALITATIF KANDUNGAN BORAKS PADA PRODUK OLAHAN HASIL PERIKANAN” adalah Tabung reaksi yang digunakan untuk tempat menyimpan larutan-larutan, meja tabung reaksi yang digunakan untuk menaruh tabung reaksi, pipet ruber bulb yang digunakan untuk mengambil bahan yang dicobakan, kompor gas yang digunakan untuk memanaskan air, ulekan yang dipakai untuk menghaluskan bahan yang ingin di ujikan. Bahan yang digunakan adalah produk olahan hasil perikanan sekitar kampus, aquades, regen A 3 ml, kertaas kuning, regen B.
Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan, haluskan produk hasil perikanan yang ingin diujikan kemudian timbang bahan yang sudah halus sebanyak 10 gram kemudian masukan kedalam wadah lalu tambahkan aquades sebanyak 50 ml lallu homogenkan dan didihkan bahan uji yang sudah dihomogenkan setelah itu dinginkan kembali tambahkan regen A sebanyak 3 ml kedalam bahan uji kemudian homogenkan dan masukan kertas kuning hanya bagian ujungnya saja kemudian angin-anginkan kertas kuning lalu teteskan regen B 1-2 tetes jika warnanya berubah menjadi biru kehijauan maka dapat disimpulkan bahwa bahan yang di ujikan positif mengandung bahat pengawet dan pengenyal yaitu boraks.
Diagram alir
Haluskan 10 gram bahan uji
Tambahkan 50 ml air
Panaskan dan dinginkan
3 ml Regen A
Masukan bagian ujung kertas kuning
Angin-anginkan
Teteskan Regen B 1-2 tetes pada kertas kuning
(+) positif bila warna biru kehijauan
Gambar 1. Diagram kerja analisa kualitatif boraks
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari praktikum Biologi kimia hasil perairan yang berjudul “UJI ANALISA KUALITATIF KANDUNGAN BORAKS PADA PRODUK OLAHAN HASIL PERIKANAN” didapatkan hasil dari pengamatan yang dilakukan yaitu disusun sebagai tabel berikut ini:
No
Nama Produk Olahan Hasil Perikanan
Keterangan
1.
Bakso Ikan Mang Kus
Negatif (-)
2.
Otak-otak Pasar Rau
Negatif (-)
3.
Somay Kampus
Negatif (-)
4.
Bakso Tusuk Depan Kampus
Negatif (-)
5.
Empek-empek
Negatif (-)
6.
Batagor Depan Kampus
Negatif (-)
Tabel 1. Hasil Pengamatan boraks produk olahan hasil perikanan
Pada uji kualitatif analisa kandungan boraks kami mendapatkan hasil bahwa produk olahan hasil perikanan yang kami amati semuanya negatif mengandung boraks atau tidak mengandung boraks sehingga aman untuk dikonsumsi tetapi kami tidak menguji lanjut tentang bahan kimia lainnya yang mungkin digunakan untuk mengawetkan seperti formalin dan lain lainnya.
KESIMPULAN
Pada pengujian kualitas analisa kualitatif boraks bisa diteliti dengan mudah karena pada saat pembelian bahan untuk menjadi penguji sudah dicantumkan prosedur kerjanya sehingga mudah dilakukan diluar laboratorium. Hasil yang kami dapatkan setelah menguji kandungan boraks pada produk olahan hasil perikanan sekitar kampus semuanya negatif mengandung boraks.
DAFTAR PUSTAKA
Cahyadi, Wisnu, 2006, Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan, 58, Bumi Aksara, Jakarta.
Harjadi, W. 1986. Ilmu Kimia Analitik Dasar.  Jakarta : PT. Gramedia.
Poedjiadi, Anna dan F. M. Titin Supriyanti.(2005). Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: Universitas Indonesia-Press
Rohman, A. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Penerbit Pustaka Pelajar. Yogyakarta
Svehla, G, diterjemahkan oleh Ir.L.Setiono.1979. VOGEL, Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro, Bagian I dan II. Jakarta : PT. Kalman Media Pustaka.

LAMPIRAN
Foto1006
Siapkan alat dan bahan yang akan diuji
Timbang sampel yang sudah di ekstra dagingnya sebanyak 10 gram
Foto1007
Foto1008
Masukkan sampel 10 gram ke dalam gelas
Tambahkan 50 ml aquades, lalu homogenkan
Panaskan larutan selama 10 menit, lalu masukkan gelas yang sudah homogenkan
Dinginkan selama beberapa menit
Masukkan reagen A sebanyak 5 ml
Masukkan reagen B sebanyak 5 ml
Masukkan kertas kuning
Amati perubahan warnanya


Tidak ada komentar:

Posting Komentar