|
UJI ANALISA KUALITATIF KANDUNGAN BORAKS PADA PRODUK
OLAHAN HASIL PERIKANAN
Aulia Yuaninda
4443121312
JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2014
ABSTRACT
Borax or Borax (Java language) is a high concentration of
mineral salt mixture used in the manufacture of some traditional foods, such as
karak and gendar. Synonyms biborat sodium, sodium piroborat, sodium
tetraborate. Borax is not a pure form of borax, boric acid while pure
artificial pharmaceutical industry known as borax. Practicum was held on
Friday, June 10, 2014 at 20:00 pm until finished which is housed in the
Laboratory TPHP, aims to determine qualitatively borax on processed fishery
products. We get the results after testing the borax content in processed
fishery products around campus all negative containing borax.
Keywords : Borax, Processed, Qualitative
ABSTRAK
Boraks atau Bleng (bahasa jawa) adalah campuran garam mineral
konsentrasi tinggi yang dipakai dalam pembuatan beberapa makanan tradisional,
seperti karak dan gendar. Sinonimnya natrium biborat, natrium
piroborat, natrium tetraborat . Bleng adalah bentuk tidak murni
dari boraks, sementara asam borat murni buatan farmasi industri lebih dikenal
dengan nama boraks.
Praktikum ini dilaksanakan pada hari jum’at tanggal 10 Juni 2014
pada pukul 20:00 WIB sampai
selesai yang bertempat di Laboratorium
TPHP, bertujuan untuk
mengetahui boraks secara kualitatif pada produk olahan hasil perikanan. Hasil yang kami dapatkan setelah menguji
kandungan boraks pada produk olahan hasil perikanan sekitar kampus semuanya
negatif mengandung boraks.
Kata Kunci : Boraks, Kualitatif, Olahan
PENDAHULUAN
Boraks atau
Bleng (bahasa jawa) adalah campuran garam mineral konsentrasi tinggi yang
dipakai dalam pembuatan beberapa makanan tradisional, seperti karak dan gendar.
Sinonimnya natrium
biborat, natrium piroborat, natrium tetraborat (Na2[B4O5(OH)4]8H2O). Bleng adalah bentuk tidak murni dari boraks, sementara
asam borat murni buatan farmasi industri lebih dikenal dengan nama boraks.
Boraks merupakan senyawa yang bisa memperbaiki tekstur makanan sehingga
menghasilkan rupa yang bagus, misalnya bakso, kerupuk bahkan mie basah yang
berada di pasaran. Kerupuk yang mengandung boraks kalau digoreng akan
mengembang dan empuk, teksturnya bagus dan renyah. Asal tahu saja, gelas
pyrex yang terkenal kuat bisa memiliki performa seperti itu karena dibuat
dengan campuran boraks. Kemungkinan besar daya pengawet boraks disebabkan oleh
senyawa aktif asam borat.
Borat-borat diturunkan dari ketiga asam borat yaitu asam
ortoborat (H3BO3), asam piroborat (H2B4O7),
dan asam metaborat (HBO2). Asam ortoborat adalah
zat padat kristalin putih, yang sedikit larut dalam air dingin, tetapi lebih
larut dalam air panas. Garam-garam dari asam ini sangat sedikit yang diketahui
dengan pasti. Asam ortoborat yang dipanaskan pada 1000C, akan diubah
menjadi asam metaborat. Pada 1400C dihasilkan asam piroborat.
Kebanyakan garam ini diturunkan dari asam meta dan piro. Disebabkan oleh
lemahnya asam borat, garam-garam yang larut terhidrolisis dalam larutan, dan
karenanya bereaksi basa.
Kelarutan Borat dari logam-logam alkali mudah larut dalam air. Borat dari
logam-logam lainnya umumnya sangat sedikit larut dalam air, tetapi cukup larut
dalam asam-asam dan dalam larutan ammonium klorida. Untuk mempelajari
reaksi-reaksi ini, kita memakai larutan natrium tetraborat (natrium
piroroborat/boraks) Na2B4O7.10H2O.
Dalam bentuk
tidak murni, sebenarnya boraks sudah diproduksi sejak tahun 1700 di Indonesia,
dalam bentuk air bleng. Bleng biasanya dihasilkan dari ladang garam atau kawah
lumpur. Pemerintah pernah memperbolehkan penggunaan boraks sebagai bahan
makanan, namun dibatasi sejak 5 Juli 1959, batasnya hanya 1 gram per 1
kilogram, bila lebih, itu ilegal/ menyalahi aturan.
Ciri boraks
adalah serbuk kristal putih, tidak berbau, larut dalam air, tidak larut dalam
alkohol, PH ≈ 9,5. Dalam dunia industri, boraks menjadi bahan solder, bahan
pembersih, bahan pengawet kayu, antiseptik kayu, dan pengontrol kecoak. Daya
pengawet yang kuat dari boraks berasal dari kandungan asam borat di dalamnya.
Asam borat
sering digunakan dalam dunia pengobatan dan kosmetika. Misalnya, larutan asam
borat dalam air digunakan sebagai obat cuci mata dan dikenal sebagai boorwater.
Asam borat juga digunakan sebagai obat kumur, semprot hidung, dan salep luka
kecil. Namun, bahan ini tidak boleh diminum atau digunakan pada luka luas,
karena beracun ketika terserap masuk dalam tubuh.
Boraks maupun
bleng tidak aman untuk dikonsumsi sebagai makanan dalam dosis berlebihan.
Mengkonsumsi makanan yang mengandung boraks memang tidak serta berakibat buruk
terhadap kesehatan, tetapi boraks akan menumpuk sedikit demi sedikit karena
diserap dalam tibih konsumen secara kumulatif. Seringnya mengkonsumsi makanan
berboraks akan menyebabkan gangguan otak, hati, dan ginjal. Dalam jumlah
banyak, boraks menyebabkan demam, apatis, sianosis, tekanan darah turun,
anurina (tidak terbentuknya urin), kerusakan ginjal, pingsan, hingga kematian.
Boraks merupakan
bahan yang dikenal untuk industri farmasi sebagai ramuan obat misalnya salep,
bedak, larutan kompres, obat oles mulut dan obat pencuci mata. Boraks juga
digunakan sebagai bahan solder, pembersih, pengawet kayu dan antiseptik kayu.
Jika boraks terdapat pada makanan maka dalam jangka waktu yang lama akan
menumpuk pada otak, hati, lemak dan ginjal. Pemakaian dalam jumlah yang banyak
dapat menyebabkan demam, depresi, kerusakan ginjal, nafsu makan berkurang,
gangguan pencernaan, kebodohan, kebingungan, radang kulit, anemia, kejang,
pingsan bahkan kematian (Saeful Karim, 2008).
Berbahayanya
boraks bagi tubuh manusia sudah banyak diketahui oleh masyarakat umum, namun
demikian belum banyak masyarakat yang mengetahui cara mendeteksi boraks dalam
makanan. Kebanyakan untuk mengetahui kandungan boraks dalam makanan dilakukan
melalui uji labolatorium oleh praktisi akademis. Untuk itu perlu dilakukan
upaya penelitian mendeteksi kandungan boraks dalam makanan yang lebih
sederhana, mudah dan dapat dilakukan secara langsung oleh semua kalangan
masyarakat.
Kunyit merupakan salah satu bahan
pewarna alami makanan. Kunyit juga dapat menyebabkan perubahan warna jika
dicampur dengan zat-zat tertentu seperti lemak dan minyak.
Namun apakah kunyit dapat digunakan untuk mendeteksi kandungan boraks dalam
makanan perlu dilakukan pengujian.
Praktikum kali ini bertujuan untuk mengetahui boraks secara kualitatif pada
produk olahan hasil perikanan.
METODOLOGI
Praktikum
Biologi Kimia Hasil perairan yang berjudul “UJI
ANALISA KUALITATIF KANDUNGAN BORAKS PADA PRODUK OLAHAN HASIL PERIKANAN”
dilaksanakan pada hari jum’at tanggal 10
Juni 2014 pada pukul 20:00 WIB sampai selesai yang
bertempat di Laboratorium TPHP Jurusan Perikanan, Fakultas Pertanian,
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Serang – Banten.
Alat yang
digunakan pada praktikum Biokim yang berjudul “UJI ANALISA KUALITATIF KANDUNGAN BORAKS PADA PRODUK OLAHAN HASIL PERIKANAN” adalah Tabung reaksi yang digunakan untuk tempat menyimpan
larutan-larutan, meja tabung reaksi yang digunakan untuk menaruh tabung reaksi,
pipet ruber bulb yang digunakan untuk mengambil bahan yang dicobakan, kompor
gas yang digunakan untuk memanaskan air, ulekan yang dipakai untuk menghaluskan
bahan yang ingin di ujikan. Bahan yang digunakan adalah produk olahan hasil
perikanan sekitar kampus, aquades, regen A 3 ml, kertaas kuning, regen B.
Siapkan alat
dan bahan yang dibutuhkan, haluskan produk hasil perikanan yang ingin diujikan
kemudian timbang bahan yang sudah halus sebanyak 10 gram kemudian masukan
kedalam wadah lalu tambahkan aquades sebanyak 50 ml lallu homogenkan dan
didihkan bahan uji yang sudah dihomogenkan setelah itu dinginkan kembali
tambahkan regen A sebanyak 3 ml kedalam bahan uji kemudian homogenkan dan
masukan kertas kuning hanya bagian ujungnya saja kemudian angin-anginkan kertas
kuning lalu teteskan regen B 1-2 tetes jika warnanya berubah menjadi biru
kehijauan maka dapat disimpulkan bahwa bahan yang di ujikan positif mengandung
bahat pengawet dan pengenyal yaitu boraks.
Diagram alir
Haluskan
10 gram bahan uji
Tambahkan
50 ml air
Panaskan
dan dinginkan
3
ml Regen A
Masukan
bagian ujung kertas kuning
Angin-anginkan
Teteskan
Regen B 1-2 tetes pada kertas kuning
(+) positif bila warna biru kehijauan
Gambar 1. Diagram kerja analisa kualitatif boraks
HASIL DAN
PEMBAHASAN
Dari
praktikum Biologi kimia hasil perairan yang berjudul “UJI ANALISA KUALITATIF
KANDUNGAN BORAKS PADA PRODUK OLAHAN HASIL PERIKANAN”
didapatkan hasil dari pengamatan yang dilakukan yaitu disusun sebagai tabel
berikut ini:
No
|
Nama
Produk Olahan Hasil Perikanan
|
Keterangan
|
1.
|
Bakso Ikan
Mang Kus
|
Negatif
(-)
|
2.
|
Otak-otak
Pasar Rau
|
Negatif
(-)
|
3.
|
Somay Kampus
|
Negatif
(-)
|
4.
|
Bakso
Tusuk Depan Kampus
|
Negatif
(-)
|
5.
|
Empek-empek
|
Negatif
(-)
|
6.
|
Batagor
Depan Kampus
|
Negatif
(-)
|
Tabel 1. Hasil Pengamatan boraks
produk olahan hasil perikanan
Pada uji kualitatif analisa kandungan boraks kami
mendapatkan hasil bahwa produk olahan hasil perikanan yang kami amati semuanya
negatif mengandung boraks atau tidak mengandung boraks sehingga aman untuk
dikonsumsi tetapi kami tidak menguji lanjut tentang bahan kimia lainnya yang
mungkin digunakan untuk mengawetkan seperti formalin dan lain lainnya.
KESIMPULAN
Pada pengujian kualitas analisa kualitatif boraks bisa diteliti dengan
mudah karena pada saat pembelian bahan untuk menjadi penguji sudah dicantumkan
prosedur kerjanya sehingga mudah dilakukan diluar laboratorium. Hasil yang kami
dapatkan setelah menguji kandungan boraks pada produk olahan hasil perikanan
sekitar kampus semuanya negatif mengandung boraks.
DAFTAR PUSTAKA
Cahyadi,
Wisnu, 2006, Analisis dan
Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan, 58, Bumi Aksara, Jakarta.
Harjadi, W. 1986. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta
: PT. Gramedia.
Poedjiadi, Anna dan F. M. Titin
Supriyanti.(2005). Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: Universitas
Indonesia-Press
Rohman, A. 2007. Kimia
Farmasi Analisis. Penerbit Pustaka
Pelajar. Yogyakarta
Svehla, G, diterjemahkan oleh
Ir.L.Setiono.1979. VOGEL, Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro
dan Semimikro, Bagian I dan II. Jakarta : PT. Kalman Media Pustaka.
LAMPIRAN
|
|
Siapkan
alat dan bahan yang akan diuji
|
Timbang
sampel yang sudah di ekstra dagingnya sebanyak 10 gram
|
|
|
Masukkan
sampel 10 gram ke dalam gelas
|
Tambahkan
50 ml aquades, lalu homogenkan
|
|
|
Panaskan larutan selama 10 menit, lalu
masukkan gelas yang sudah homogenkan
|
Dinginkan
selama beberapa menit
|
|
|
Masukkan reagen A sebanyak 5 ml
|
Masukkan
reagen B sebanyak 5 ml
|
|
|
Masukkan kertas kuning
|
Amati
perubahan warnanya
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar