KOMODITAS
PENANGANAN HASIL PERAIRAN
IKAN
TUNA (Thunus sp.)
Di
Susun Oleh :
AULIA
YUANINDA
4443121312
JURUSAN
PERIKANAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
SULTAN AGENG TIRTAYASA
2014
Kata
Pengantar
Puji
syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada Penulis ssehingga Penulis berhasil menyelesaikan makalah
tepat pada waktunya.
Penulis
menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan Allah
SWT dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan
ini mengucapkan rasa hormat dan terima
kasih yang sebesar – besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan
makalah ini.
Akhir
kata semoga laporan ini dapat memberikan manfaat kepada para pembaca. Penulis menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan
maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.
Serang, Januari 2014
|
Penulis
|
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR ..................................................................................
2
DAFTAR
ISI ................................................................................................ 3
BAB
I PENDAHULUAN .......................................................................... 4
1.1
Latar belakang ......................................................................... 4
1.2
Tujuan....................................................................................... 4
1.3
Rumusan
masalah ................................................................... 5
BAB
II PEMBAHASAN ............................................................................. 6
2.1
Morfologi
ikan tuna .................................................................. 6
2.2 Manfaat ikan
tuna ...................................................................... 6
2.3 Olahan
limbah ikan tuna.............................................................. 7
BAB
III PENUTUP ....................................................................................... 9
3.1
Kesimpulan
................................................................................. 9
DAFTAR
PUSTAKA..................................................................................... 10
BAB
I
Indonesia
yang beriklim tropis, termasuk perairan tropis, terkenal kaya dalam
perbendaharaan jenis-jenis ikannya. Berdasarkan penelitian dan beberapa literatur
diketahui tidak kurang dari 3.000 jenis ikan yang hidup di Indonesia. Dari
3.000 jenis tersebut sebanyak 2.700 jenis (90 %) hidup di perairan laut dan
sisanya 300 jenis (10 %) hidup di perairan air tawar dan payau. Dari jumlah
tersebut diatas tidak semua tergolong ikan ekonomis penting. Pengertian ekonomis
penting yang dimaksud adalah mempunyai nilai pasaran yang tinggi volume produksi
macro yang tinggi dan luas, serta mempunyai daya produksi yang tinggi.
Untuk
dapat dipahami, bahwa ikan-ikan tersebut tidak hanya dimaksudkan jenis- jenis
ikan yang memang mempunyai kwalitas baik dengan nilai harga yang baik pula,
seperti ikan kakap, tenggiri, tongkol, tuna, cakalang, slengseng, kembung,
bawal hitam, bawal putih, bambangan, kerapu, lencam, ekor kuning, beronang,
Alu-alu, kuweh dan lain- lain. Akan tetapi juga jenis-jenis ikan yang kualitas
rendah dengan harga murah namun disini secara macro daya produksinya tinggi,
misalnya; teri, petek, kerong-kerong, gerot- gerot, gulamah, selar, japuh,
tembang, sembulak, lemuru, layang, julung-julung, torani, kurisi, beloso,
nomei, manyung, belanak, cucut, pari dan lain-lain (DIRJEN PERIKANAN 1979,
KATIANDAGHO)
Ikan
merupakan anggota vertebrata poikilotermik (berdarah dingin) yang hidup di air
dan bernafas dengan insang, kelompok vertebrata yakni hewan yang memiliki
tulang belakang. Jenis Ikan dan Keanekaragaman Habitatnya :Tawar Lentik, Air
tergenang, (berasal dari kata lenis yang berarti tenang) : danau, kolam, rawa atau
pasir terapung Lotik, Air mengalir (berasal dari lotus yang berarti tercuci) :
mata air, aliran air (brook-creek) atau sungai. Jenis Ikan dan Keanekaragaman
Habitatnya Laut adalah Epipelagik :
Permukaan laut pada waktu air surut sampai kedalaman 100 M. Sampai kedalaman
100 meter itu masih ada fotosintesis oleh flora laut, dihuni oleh ikan-ikan
eufotik, Mesopelagik : Kedalaman 100 - 2000 m. Dihuni oleh ikan-ikan bentik.
Ikan-ikan mesopelagik cenderung berwarna abu-abu keperakan atau hitam kelam.
Sebaliknya, invertebrata mesopelagik berwarna ungu atau merah cerah, Batialpelagik,
Kedalaman 2000 - 4000 m. Dihuni oleh ikan-ikan batial. Organisme yang hidup di
zona ini tidak berwarna atau berwarna putih kotor dan tampak tidak berpigmen
khususnya hewan-hewan bentik. Tetapi ikan penghuni zona ini berwarna hitam
kelam. Payau (Estuarin) Zona transisi antara 2 macam lingkungan, yaitu :
lingkungan air tawar dan lingkungan laut, Ikan-ikan yang hidup di lingkungan
estuarin antara lain : hering, karper, minaus.
1.2 Tujuan
v Untuk
mengetahui morfologi ikan tuna
v Untuk
mengetahui manfaat dan hasiat ikan tuna, dan
v Mengetahui
pemanfaatan limbah ikan tuna
1.3 Rumusan Masalah
1. Bagaimana
morfologi ikan tuna
2. Apa
manfaat dan hasiat ikan tuna
3. Karena
ada pengolahan ikan tuna yang artinya akan ada bagian ikan tuna yang menjadi
limbah maka diolah apakan limbah ikan tuna
PEMBAHASAN
2.1 Morfologi
Ikan Tuna (Thunnus sp.)
Morfologi
Ikan tuna yang dijadikan sebagai bahan praktek adalah tuna sirip kuning
(Thunnus albacares) dan tuna mata besar (Thunnus obesus). Ikan tuna termasuk
dalam keluarga Scombroidae, tubuhnya seperti cerutu. mempunyai dua sirip
pungung, sirip depan yang biasanya pendek dan terpisah dari sirip belakang.
Mempunyai jari-jari sirip tambahan (finlet) di belakang sirip punggung dan sirip
dubur. Sirip dada terletak agak ke atas, sirip perut kecil, sirip ekor bercagak
agak ke dalam dengan jari-jari penyokong menutup seluruh ujung hipural. Tubuh
ikan tuna tertutup oleh sisik-sisik kecil, berwarna biru tua dan agak gelap
pada bagian atas tubuhnya, sebagian besar jenis Thunnus memiliki sirip tambahan
yang berwarna kuning cerah dengan pinggiran berwarna gelap (Badan Penelitian
dan Pengembangan Perikanan, 1983). Tuna adalah salah satu jenis ikan ekonomis
penting, selain itu tuna juga jenis ikan penjelajah yang jauh (highly migration
species) dan pemangsa yang tangkas, Ikan tuna sirip kuning mempunyai nama latin
Thunnus albacares. Ikan dengan sirip punggung kedua yang panjang dan juga pada
sirip dubur, dimana beberapa diantaranya dapat mencapai 20% dari panjang cagak,
dengan sirip dada yang pada umumnya panjang. Warna badan adalah hitam metalik
agak kebiru-tuaan hingga kuning keperakan pada atas perut. Sirip punggung dan
sirip dubur juga finlet berwarna kuning terang (Sumadhiharga, 2009). Kisaran temperatur
untuk penyebaran ikan yellowfin tuna adalah 180C-310C dan untuk penangkapan
antara 200C-230C. Hidup pada daerah thermocline, dilautan lepas dan hidup
didaerah karang, mereka berkumpul (bergerombol) berdasarkan ukuran. Jaring
dipergunakan untuk menangkap kumpulan ikan yang berada dekat permukaan.
Penyebaran ikan tuna mata besar berada pada kisaran suhu 100C-280C dan lokasi
penangkapan berada pada kisaran 180C-220C.
2.2
Manfaat
dan Hasiat Ikan Tuna (Thunnus sp.)
Manfaat dan kandungan ikan tuna. Posisi perairan Indonesia yang terletak di antara Samudera
Hindia dan Pasifik merupakan tempat perlintasan ikan tuna dalam pengembaraan
jarak jauhnya ikan tuna terdiri dari bermacam-macam jenis, antara lain
mandidihang/yellowfin (Thunnus albacores),
mata besar (Thunus obesus), abu-abu (Thunus tonggol), albakora (Thunus alalunga), dan sirip biru (Thunus thynnus).
Hingga saat ini tuna masih dihasilkan dari kegiatan penangkapan, bukan hasil budi daya. Keberhasilan operasi penangkapan sangat ditentukan oleh keterampilan mengenali pola tingkah laku ikan tuna yang berkaitan dengan kebiasaan makan, suhu air, arus air, dan musim kawin
Hingga saat ini tuna masih dihasilkan dari kegiatan penangkapan, bukan hasil budi daya. Keberhasilan operasi penangkapan sangat ditentukan oleh keterampilan mengenali pola tingkah laku ikan tuna yang berkaitan dengan kebiasaan makan, suhu air, arus air, dan musim kawin
Kaya Omega-3 Nilai gizi tuna yang sangat baik, kandungan
omega-3-nya membuat tuna mempunyai seribu satu manfaat bagi kesehatan tubuh.
Namun, hal itu harus didukung dengan pemilihan, pengolahan, dan penyimpanan
tuna yang baik. Ikan tuna yang masih segar sebaiknya disimpan di lemari es (jika
akan segera digunakan) atau dibekukan (jika ingin disimpan untuk beberapa
lama). Dilihat dari komposisi gizinya, tuna mempunyai nilai gizi yang sangat
luar biasa. Kadar protein pada ikan tuna hampir dua kali kadar protein pada
telur yang selama ini dikenal sebagai sumber protein utama. Kadar protein per
100 gram ikan tuna dan telur masing-masing 22 g dan 13 g.
Sumber Mineral Ikan tuna juga kaya berbagai mineral penting yang esensial bagi
tubuh. Kandungan iodium pada ikan tuna mencapai 28 kali kandungan iodium pada
ikan air tawar. Iodium sangat berperan penting untuk mencegah penyakit gondok
dan meningkatkan kecerdasan anak. Selain itu, ikan tuna juga kaya akan
selenium. Konsumsi 100 gram ikan tuna cukup untuk memenuhi 52,9 persen
kebutuhan tubuh akan selenium. Selenium mempunyai peran penting di dalam tubuh,
yaitu mengaktifkan enzim antioksidan glutathione peroxidase. Enzim ini dapat
melindungi tubuh dari serangan radikal bebas penyebab berbagai jenis kanker.
Sumber Vitamin Kandungan vitamin pada ikan tuna, terutama jenis sirip biru sangat tinggi, yaitu mencapai 2,183 IU. Konsumsi 100 gram ikan tuna sirip biru cukup untuk memenuhi 43,6 persen kebutuhan tubuh akan vitamin A setiap hari. Vitamin A sangat baik untuk pemeliharaan sel epitel, peningkatan imunitas tubuh, pertumbuhan, penglihatan, dan reproduksi
Sumber Vitamin Kandungan vitamin pada ikan tuna, terutama jenis sirip biru sangat tinggi, yaitu mencapai 2,183 IU. Konsumsi 100 gram ikan tuna sirip biru cukup untuk memenuhi 43,6 persen kebutuhan tubuh akan vitamin A setiap hari. Vitamin A sangat baik untuk pemeliharaan sel epitel, peningkatan imunitas tubuh, pertumbuhan, penglihatan, dan reproduksi
Cegah Stroke dan Obesitas Kandungan gizi yang
tinggi membuat tuna sangat efektif untuk menyembuhkan berbagai penyakit, salah
satunya stroke. Sebuah studi yang pernah dilakukan selama 15 tahun menunjukkan
bahwa konsumsi ikan tuna 2-4 kali setiap minggu, dapat mereduksi 27% resiko
penyakit sroke daripada yang hanya mengkonsumsi 1 kali dalam sebulan. Konsumsi
5 kali atau lebih dalam setiap minggunya dapat mereduksi penyakit stroke hingga
52 persen. Konsumsi tuna 13 kali per bulan dapat mengurangi risiko tubuh dari
ischemic stroke, yaitu stroke yang disebabkan oleh kurangnya aliran darah ke
otak.
Tangkal Kanker Payudara
Ikan tuna juga baik untuk mencegah kanker payudara. Hal tersebut disebabkan
kandungan omega-3 pada tuna dapat menghambat enzim proinflammatory yang
disebutcyclooxygenase 2 (COX 2), enzim pendukung terjadinya kanker payudara.
Omega-3 juga dapat mengaktifkan reseptor di membran sel yang disebut peroxisome
proliferator-activated receptor (PPAR)-ã, yang bisa menangkap aktivitas sel
penyebab kanker. Selain itu, omega-3 juga dapat memperbaiki DNA.
2.3
Olahan
limbah ikan tuna (Thunnus sp.)
Limbah
ikan tuna yang terdiri atas kepala, isi perut, daging dan tulang merupakan
potensi bahan pakan sumber protein.
Namun apabila tidak ditangani maka akan cepat rusak dan menjadi busuk, sehingga
perlu dilakukan pengolahan. Salah satu upaya untuk pengolahan limbah tersebut
yaitu melaui proses pembuatan silase ikan, baik secara kimiawi maupun secara
biologis. Pengolahan secara kimiawi adalah dengan cara menambahkan bahan
organik, sedangkan pengolahan secara biologis yaitu dengan menggunakan
kemampuan bakteri asam laktat dan penambahan karbohidrat yang dapat berlangsung
dalam keadaan anaerobik. Silase ikan memiliki nilai gizi yang tinggi,
memberikan rasa dan aroma yang khas, mempunyai daya cerna yang tinggi serta
kandungan asam amino yang tersedia menjadi lebih baik. Keunggulan lain
pengolahannya tidak menimbulkan pencemaran. Penelitian dilakasanakan di
Laboratorium Nutrisi Ternak Unggas, Non Ruminansia dan industri makanan Ternak
Fakultas Peternakan Universitas Padjajaran, Jatinangor – Sumedang selama sua
bulan yaitu dari bulan juni sampai dengan juli 2004. Tujuan penelitian adalah
untuk mengetahui dan mempelajari pengaruh pengolahan terhadap kandungan gizi (
Protein kasar dan lemak kasar ) limbah ikan tuna, sehingga diperoleh cara
pengolahan yang menghasilkan produk terbaik, serta dapat menentukan nilai
energi metabolis produk pengolahan tersebut pada ayam pedaging. Penelitian men
ggunakan metode Eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Penelitian
tahap pertama dengan perubahan kandungan protein kasar dan lemak kasar produk
pengolahan dirancang dengan enam perlakuan den empat ulangan. Perlakuan
menggunakan kombinasi dari cara pengolahan, yaitu : pengolahan kimiawi dengan
penambahan asma organik sebanyak 2% (K1), 3% (K2) dan 4% (K3)dan pengolahan
biologis dengan menambahkan molases sebanyak 10% (B1), 20% (B2) dan 30%(B3). Berdasarkan hasil analisis
statistik menunjukan bahwa perlakuan pengaruh sangat nyata (p<0,01) terhadap
kandungan protein kasar dan lemak kasar, serta nilai energi metabolis produk
pengolahan. Dari hasil penelitian diatas maka dapat disimpulkan bahwa cara
pengolahan terbaik pada ikan tuna adalah dengan menambahkan asam organik
sebesar 3% (silase kimiawi).Produk pengolahan hasil kandungan protein kasar
sebesar 36,10%; lemak kasar sebesar 8,52%; dan nilai energi metabolisnya adalah
3004 kkal/kg.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ikan
tuna merupakan salah satu ikan yang kaya akan protein dan termasuk pada ikan
ekonomis tinggi , jenis ikan tunapun sangat banyak bermacam – macam jenis dan
beda pula harganya , selain arena jenisnya yang berbeda kandungan protein dan
kesegaran juga menentuan harga jual, karena banyak produk olahan ikan tuna yang
tidak menggunakan kepala dan lain-lain nya arena biasanya ikan tuna dijadikan
produk loin tuna yang hanya menggunakan dagingnya aja sehingga banyak limbah
yang terpakai, limbah ikan tunapun dapat diolah menjadi pakan ayam yang kaya
akan kabohidrat dan vitamin yang baik bagi ayam, sebenarnya keseluruhan ikan
tuna dapat di manfaatkan tinggal pengolahannya saja yang harus lebih
ditingkatkan dan juga pengetahuannya.
DAFTAR
PUSTAKA
Asean Canada Fisheries Post Harvest.
1997. Improved Quality Control
For The Handling and Processing of Fresh and Frozen Tuna at Sea and On Shore.
Southeast Asian.
Balai Bimbingan dan
Pengujian Mutu Hasil Perikanan. 1996. Laporan Tahunan. Direktorat Jenderal
Perikanan. Jakarta.
Direktorat Jendral Perikanan Direktorat
Bina Usaha Tani Dan Pengolahan Hasil Perikanan. 1994. Direktorat Jendral
Perikanan Jakarta.
Direktorat Jendaral Perikanan 1996/1997.
Petunjuk Teknik Sanitasi dan Hygiene. Departemen Kelautan dan Perikanan
Jakarta.
Direktorat Jendral Perikanan. 1999/2000.
Pedoman Penerapan PMMT Berdasarkan Konsepsi HACCP. Departemen Kelautan dan
Perikanan Jakarta.
Hadiwiyoto, S. 1993. Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan Jilid I. Liberty.
Yogyakarta.
Lautan Bahari Sejahtera. 2005. Pabrik Pembekuan Ikan Tuna. Jakarta.
Murniati dan Sunarman. 2000. Pendinginan, Pembekuan
dan Pengawetan Ikan. Kasinius,
Yogyakarta.
Poernomo. 2002. Teknologi Pengolahan Ikan
Jilid 1. Departemen Kelautan dan Perikanan, Jakarta.
Sunarman. 2000. Pengawetan dan
Penanganan Hasil Perikanan. Penebar Swadaya, Jakarta.
Warta, M. 1989. Lokakarya Perikanan
Tuna. Direktorat Jenderal Perikanan. Jakarta.
Winarno. F.G. 1991. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar