Jumat, 21 November 2014

Morfologi Ikan Tuna


KOMODITAS PENANGANAN HASIL PERAIRAN
IKAN TUNA (Thunus sp.)


Di Susun Oleh :
AULIA YUANINDA
4443121312


JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2014




Kata Pengantar

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada Penulis ssehingga Penulis berhasil menyelesaikan makalah tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan Allah SWT dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini  mengucapkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
Akhir kata semoga laporan ini dapat memberikan manfaat kepada para pembaca. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

Serang,  Januari 2014

Penulis















DAFTAR  ISI


KATA PENGANTAR ..................................................................................   2
DAFTAR ISI ................................................................................................    3
BAB I  PENDAHULUAN ..........................................................................    4
1.1    Latar belakang .........................................................................    4
1.2    Tujuan.......................................................................................    4
1.3    Rumusan  masalah ...................................................................    5
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................    6
2.1  Morfologi ikan tuna  ..................................................................    6     
2.2  Manfaat ikan tuna ......................................................................    6
2.3  Olahan limbah ikan tuna..............................................................   7
BAB III PENUTUP .......................................................................................   9
3.1  Kesimpulan .................................................................................   9
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................   10



BAB I
Indonesia yang beriklim tropis, termasuk perairan tropis, terkenal kaya dalam perbendaharaan jenis-jenis ikannya. Berdasarkan penelitian dan beberapa literatur diketahui tidak kurang dari 3.000 jenis ikan yang hidup di Indonesia. Dari 3.000 jenis tersebut sebanyak 2.700 jenis (90 %) hidup di perairan laut dan sisanya 300 jenis (10 %) hidup di perairan air tawar dan payau. Dari jumlah tersebut diatas tidak semua tergolong ikan ekonomis penting. Pengertian ekonomis penting yang dimaksud adalah mempunyai nilai pasaran yang tinggi volume produksi macro yang tinggi dan luas, serta mempunyai daya produksi yang tinggi.
Untuk dapat dipahami, bahwa ikan-ikan tersebut tidak hanya dimaksudkan jenis- jenis ikan yang memang mempunyai kwalitas baik dengan nilai harga yang baik pula, seperti ikan kakap, tenggiri, tongkol, tuna, cakalang, slengseng, kembung, bawal hitam, bawal putih, bambangan, kerapu, lencam, ekor kuning, beronang, Alu-alu, kuweh dan lain- lain. Akan tetapi juga jenis-jenis ikan yang kualitas rendah dengan harga murah namun disini secara macro daya produksinya tinggi, misalnya; teri, petek, kerong-kerong, gerot- gerot, gulamah, selar, japuh, tembang, sembulak, lemuru, layang, julung-julung, torani, kurisi, beloso, nomei, manyung, belanak, cucut, pari dan lain-lain (DIRJEN PERIKANAN 1979, KATIANDAGHO)
Ikan merupakan anggota vertebrata poikilotermik (berdarah dingin) yang hidup di air dan bernafas dengan insang, kelompok vertebrata yakni hewan yang memiliki tulang belakang. Jenis Ikan dan Keanekaragaman Habitatnya :Tawar Lentik, Air tergenang, (berasal dari kata lenis yang berarti tenang) : danau, kolam, rawa atau pasir terapung Lotik, Air mengalir (berasal dari lotus yang berarti tercuci) : mata air, aliran air (brook-creek) atau sungai. Jenis Ikan dan Keanekaragaman Habitatnya  Laut adalah Epipelagik : Permukaan laut pada waktu air surut sampai kedalaman 100 M. Sampai kedalaman 100 meter itu masih ada fotosintesis oleh flora laut, dihuni oleh ikan-ikan eufotik, Mesopelagik : Kedalaman 100 - 2000 m. Dihuni oleh ikan-ikan bentik. Ikan-ikan mesopelagik cenderung berwarna abu-abu keperakan atau hitam kelam. Sebaliknya, invertebrata mesopelagik berwarna ungu atau merah cerah, Batialpelagik, Kedalaman 2000 - 4000 m. Dihuni oleh ikan-ikan batial. Organisme yang hidup di zona ini tidak berwarna atau berwarna putih kotor dan tampak tidak berpigmen khususnya hewan-hewan bentik. Tetapi ikan penghuni zona ini berwarna hitam kelam. Payau (Estuarin) Zona transisi antara 2 macam lingkungan, yaitu : lingkungan air tawar dan lingkungan laut, Ikan-ikan yang hidup di lingkungan estuarin antara lain : hering, karper, minaus.
1.2 Tujuan
v  Untuk mengetahui morfologi ikan tuna
v  Untuk mengetahui manfaat dan hasiat ikan tuna, dan
v  Mengetahui pemanfaatan limbah ikan tuna
1.3 Rumusan Masalah
1.      Bagaimana morfologi ikan tuna
2.      Apa manfaat dan hasiat ikan tuna
3.      Karena ada pengolahan ikan tuna yang artinya akan ada bagian ikan tuna yang menjadi limbah maka diolah apakan limbah ikan tuna


PEMBAHASAN
2.1 Morfologi Ikan Tuna (Thunnus sp.)
Morfologi Ikan tuna yang dijadikan sebagai bahan praktek adalah tuna sirip kuning (Thunnus albacares) dan tuna mata besar (Thunnus obesus). Ikan tuna termasuk dalam keluarga Scombroidae, tubuhnya seperti cerutu. mempunyai dua sirip pungung, sirip depan yang biasanya pendek dan terpisah dari sirip belakang. Mempunyai jari-jari sirip tambahan (finlet) di belakang sirip punggung dan sirip dubur. Sirip dada terletak agak ke atas, sirip perut kecil, sirip ekor bercagak agak ke dalam dengan jari-jari penyokong menutup seluruh ujung hipural. Tubuh ikan tuna tertutup oleh sisik-sisik kecil, berwarna biru tua dan agak gelap pada bagian atas tubuhnya, sebagian besar jenis Thunnus memiliki sirip tambahan yang berwarna kuning cerah dengan pinggiran berwarna gelap (Badan Penelitian dan Pengembangan Perikanan, 1983). Tuna adalah salah satu jenis ikan ekonomis penting, selain itu tuna juga jenis ikan penjelajah yang jauh (highly migration species) dan pemangsa yang tangkas, Ikan tuna sirip kuning mempunyai nama latin Thunnus albacares. Ikan dengan sirip punggung kedua yang panjang dan juga pada sirip dubur, dimana beberapa diantaranya dapat mencapai 20% dari panjang cagak, dengan sirip dada yang pada umumnya panjang. Warna badan adalah hitam metalik agak kebiru-tuaan hingga kuning keperakan pada atas perut. Sirip punggung dan sirip dubur juga finlet berwarna kuning terang (Sumadhiharga, 2009). Kisaran temperatur untuk penyebaran ikan yellowfin tuna adalah 180C-310C dan untuk penangkapan antara 200C-230C. Hidup pada daerah thermocline, dilautan lepas dan hidup didaerah karang, mereka berkumpul (bergerombol) berdasarkan ukuran. Jaring dipergunakan untuk menangkap kumpulan ikan yang berada dekat permukaan. Penyebaran ikan tuna mata besar berada pada kisaran suhu 100C-280C dan lokasi penangkapan berada pada kisaran 180C-220C.

2.2 Manfaat dan Hasiat Ikan Tuna (Thunnus sp.)
Manfaat dan kandungan ikan tuna. Posisi perairan Indonesia yang terletak di antara Samudera Hindia dan Pasifik merupakan tempat perlintasan ikan tuna dalam pengembaraan jarak jauhnya ikan tuna terdiri dari bermacam-macam jenis, antara lain mandidihang/yellowfin (Thunnus albacores), mata besar (Thunus obesus), abu-abu (Thunus tonggol), albakora (Thunus alalunga), dan sirip biru (Thunus thynnus).
Hingga saat ini tuna masih dihasilkan dari kegiatan penangkapan, bukan hasil budi daya. Keberhasilan operasi penangkapan sangat ditentukan oleh keterampilan mengenali pola tingkah laku ikan tuna yang berkaitan dengan kebiasaan makan, suhu air, arus air, dan musim kawin
     Kaya Omega-3 Nilai gizi tuna yang sangat baik, kandungan omega-3-nya membuat tuna mempunyai seribu satu manfaat bagi kesehatan tubuh. Namun, hal itu harus didukung dengan pemilihan, pengolahan, dan penyimpanan tuna yang baik. Ikan tuna yang masih segar sebaiknya disimpan di lemari es (jika akan segera digunakan) atau dibekukan (jika ingin disimpan untuk beberapa lama). Dilihat dari komposisi gizinya, tuna mempunyai nilai gizi yang sangat luar biasa. Kadar protein pada ikan tuna hampir dua kali kadar protein pada telur yang selama ini dikenal sebagai sumber protein utama. Kadar protein per 100 gram ikan tuna dan telur masing-masing 22 g dan 13 g.
Sumber Mineral  Ikan tuna juga kaya berbagai mineral penting yang esensial bagi tubuh. Kandungan iodium pada ikan tuna mencapai 28 kali kandungan iodium pada ikan air tawar. Iodium sangat berperan penting untuk mencegah penyakit gondok dan meningkatkan kecerdasan anak. Selain itu, ikan tuna juga kaya akan selenium. Konsumsi 100 gram ikan tuna cukup untuk memenuhi 52,9 persen kebutuhan tubuh akan selenium. Selenium mempunyai peran penting di dalam tubuh, yaitu mengaktifkan enzim antioksidan glutathione peroxidase. Enzim ini dapat melindungi tubuh dari serangan radikal bebas penyebab berbagai jenis kanker.
Sumber Vitamin Kandungan vitamin pada ikan tuna, terutama jenis sirip biru sangat tinggi, yaitu mencapai 2,183 IU. Konsumsi 100 gram ikan tuna sirip biru cukup untuk memenuhi 43,6 persen kebutuhan tubuh akan vitamin A setiap hari. Vitamin A sangat baik untuk pemeliharaan sel epitel, peningkatan imunitas tubuh, pertumbuhan, penglihatan, dan reproduksi
Cegah Stroke dan Obesitas Kandungan gizi yang tinggi membuat tuna sangat efektif untuk menyembuhkan berbagai penyakit, salah satunya stroke. Sebuah studi yang pernah dilakukan selama 15 tahun menunjukkan bahwa konsumsi ikan tuna 2-4 kali setiap minggu, dapat mereduksi 27% resiko penyakit sroke daripada yang hanya mengkonsumsi 1 kali dalam sebulan. Konsumsi 5 kali atau lebih dalam setiap minggunya dapat mereduksi penyakit stroke hingga 52 persen. Konsumsi tuna 13 kali per bulan dapat mengurangi risiko tubuh dari ischemic stroke, yaitu stroke yang disebabkan oleh kurangnya aliran darah ke otak.
Tangkal Kanker Payudara Ikan tuna juga baik untuk mencegah kanker payudara. Hal tersebut disebabkan kandungan omega-3 pada tuna dapat menghambat enzim proinflammatory yang disebutcyclooxygenase 2 (COX 2), enzim pendukung terjadinya kanker payudara. Omega-3 juga dapat mengaktifkan reseptor di membran sel yang disebut peroxisome proliferator-activated receptor (PPAR)-ã, yang bisa menangkap aktivitas sel penyebab kanker. Selain itu, omega-3 juga dapat memperbaiki DNA.
    
2.3 Olahan limbah  ikan tuna (Thunnus sp.)
Limbah ikan tuna yang terdiri atas kepala, isi perut, daging dan tulang merupakan potensi bahan pakan  sumber protein. Namun apabila tidak ditangani maka akan cepat rusak dan menjadi busuk, sehingga perlu dilakukan pengolahan. Salah satu upaya untuk pengolahan limbah tersebut yaitu melaui proses pembuatan silase ikan, baik secara kimiawi maupun secara biologis. Pengolahan secara kimiawi adalah dengan cara menambahkan bahan organik, sedangkan pengolahan secara biologis yaitu dengan menggunakan kemampuan bakteri asam laktat dan penambahan karbohidrat yang dapat berlangsung dalam keadaan anaerobik. Silase ikan memiliki nilai gizi yang tinggi, memberikan rasa dan aroma yang khas, mempunyai daya cerna yang tinggi serta kandungan asam amino yang tersedia menjadi lebih baik. Keunggulan lain pengolahannya tidak menimbulkan pencemaran. Penelitian dilakasanakan di Laboratorium Nutrisi Ternak Unggas, Non Ruminansia dan industri makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Padjajaran, Jatinangor – Sumedang selama sua bulan yaitu dari bulan juni sampai dengan juli 2004. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dan mempelajari pengaruh pengolahan terhadap kandungan gizi ( Protein kasar dan lemak kasar ) limbah ikan tuna, sehingga diperoleh cara pengolahan yang menghasilkan produk terbaik, serta dapat menentukan nilai energi metabolis produk pengolahan tersebut pada ayam pedaging. Penelitian men ggunakan metode Eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Penelitian tahap pertama dengan perubahan kandungan protein kasar dan lemak kasar produk pengolahan dirancang dengan enam perlakuan den empat ulangan. Perlakuan menggunakan kombinasi dari cara pengolahan, yaitu : pengolahan kimiawi dengan penambahan asma organik sebanyak 2% (K1), 3% (K2) dan 4% (K3)dan pengolahan biologis dengan menambahkan molases sebanyak 10% (B1), 20%  (B2) dan 30%(B3). Berdasarkan hasil analisis statistik menunjukan bahwa perlakuan pengaruh sangat nyata (p<0,01) terhadap kandungan protein kasar dan lemak kasar, serta nilai energi metabolis produk pengolahan. Dari hasil penelitian diatas maka dapat disimpulkan bahwa cara pengolahan terbaik pada ikan tuna adalah dengan menambahkan asam organik sebesar 3% (silase kimiawi).Produk pengolahan hasil kandungan protein kasar sebesar 36,10%; lemak kasar sebesar 8,52%; dan nilai energi metabolisnya adalah 3004 kkal/kg.

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Ikan tuna merupakan salah satu ikan yang kaya akan protein dan termasuk pada ikan ekonomis tinggi , jenis ikan tunapun sangat banyak bermacam – macam jenis dan beda pula harganya , selain arena jenisnya yang berbeda kandungan protein dan kesegaran juga menentuan harga jual, karena banyak produk olahan ikan tuna yang tidak menggunakan kepala dan lain-lain nya arena biasanya ikan tuna dijadikan produk loin tuna yang hanya menggunakan dagingnya aja sehingga banyak limbah yang terpakai, limbah ikan tunapun dapat diolah menjadi pakan ayam yang kaya akan kabohidrat dan vitamin yang baik bagi ayam, sebenarnya keseluruhan ikan tuna dapat di manfaatkan tinggal pengolahannya saja yang harus lebih ditingkatkan dan juga pengetahuannya.



DAFTAR PUSTAKA


Asean Canada Fisheries Post Harvest. 1997. Improved Quality Control For The Handling and Processing of Fresh and Frozen Tuna at Sea and On Shore. Southeast Asian. 

Balai Bimbingan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan. 1996. Laporan Tahunan. Direktorat Jenderal Perikanan. Jakarta.

Direktorat Jendral Perikanan Direktorat Bina Usaha Tani Dan Pengolahan Hasil Perikanan. 1994. Direktorat Jendral Perikanan Jakarta.

Direktorat Jendaral Perikanan 1996/1997. Petunjuk Teknik Sanitasi dan Hygiene. Departemen Kelautan dan Perikanan Jakarta.

Direktorat Jendral Perikanan. 1999/2000. Pedoman Penerapan PMMT Berdasarkan Konsepsi HACCP. Departemen Kelautan dan Perikanan Jakarta.

Hadiwiyoto, S. 1993. Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan Jilid I. Liberty. Yogyakarta.

Lautan Bahari Sejahtera. 2005. Pabrik Pembekuan Ikan Tuna. Jakarta.

Murniati dan Sunarman. 2000. Pendinginan, Pembekuan dan Pengawetan Ikan. Kasinius, Yogyakarta.

Poernomo. 2002. Teknologi Pengolahan Ikan Jilid 1. Departemen Kelautan dan Perikanan, Jakarta.

Sunarman. 2000. Pengawetan dan Penanganan Hasil Perikanan. Penebar Swadaya, Jakarta.

Warta, M. 1989. Lokakarya Perikanan Tuna. Direktorat Jenderal Perikanan. Jakarta.

Winarno. F.G. 1991. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar