Praktikum
ke- :
3 Mata
Kuliah : Mikrobiologi Perairan
Hari/Tanggal : Rabu, 30 April 2014 Asisten : Galih
Danang Prakoso
ISOLASI
BAKTERI DARI LINGKUNGAN AKUATIK
AULIA YUANINDA
4443121312
JURUSAN
PERIKANAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
SULTAN AGENG TIRTAYASA
2014
Abstrak
Prinsip dari isolasi bakteri
adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lainnya yang berasal dari
campuran bermacam-macam mikroba.Cara isolasi bakteri dilkukan dengan metode
tuang (pour plate), metode goresan (streak plate), metode miring (slant
culture), dan metode tegak (stab culture). Dengan
isolasi inilah dapat diidentifikasi jenis bakteri tertentu baik dari kelimpahan
maupun morfologinya. Isolasi bakteri merupakan suatu cara untuk memisahkan
atau memindahkan mikroba tertentu dari lingkungannya sehingga diperoleh kultur
murni atau biakan murni. Kegiatan praktikum laboratorium mikrobiologi perairan ini dilaksanakan
pada hari Rabu tanggal 30 April 2014 pukul 10.00 WIB sampai selesai dan hari
Kamis tanggal 1 Mei 2014 yang bertempat di Laboratorium TPHP. Alat yang
digunakan adalah Cawan Petri, pipet rubber bulp, bunsen, jarum ose, dan Inkubator,
bahan yang digunakan adalah Ikan Mas (Cyprinus
carpio), Larutan fisiologis, Media TSA. Tujuan dari praktikum kali ini adalah agar mahasiswa
jurusan perikanan fakultas pertanian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
mengetahui prosedur kerja cara mengisolasi bakteri dan lingkungan akuatik
dengan metode penggoresan kwadran serta mengamati ciri-ciri koloni bakteri yang
tumbuh. Pada medium yang digunakakn untuk pertumbuhan bakteri yang ada pada
ikan mas (Cyprinus carpio) kali ini
adalah media TSA yaitu yang berupa agar dan menggunakan metode kwadran gores
sehingga dibutuhkan keahlian khusus agar media tidak sobek yang mengakibatkan
pertumbuhan mikroba tidak sempurna seperti yang diharapkan.
Kata Kunci : Metode, Penggoresan, Isolasi
1.
PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang
Trypticase Soy Agar (TSA) merupakan media agar yang
digunakan untuk kegiatan pengisolasian dan pembudidayaan berbagai macam mikroorganisme
yang bersifat aerobik. Medium ini digunakan untuk berbagai tujuan yang mencakup
pemeliharaan stok budidaya, isolasi berbagai macam spesies mikroorganisme,
serta sebagai dasar untuk media termasuk darah (Becton, Dickinson and Company
2007). Komposisi dari TSA ini antara lainApproximate
Formula* Per Liter Purified Water, Pancreatic Digest of Casein, Papaic Digest
of Soybean, Sodium Chloride, Agar.
Prinsip dari isolasi bakteri adalah memisahkan satu
jenis mikroba dengan mikroba lainnya yang berasal dari campuran bermacam-macam
mikroba.Cara isolasi bakteri dilkukan dengan metode tuang (pour plate), metode
goresan (streak plate), metode miring (slant culture), dan metode tegak (stab
culture).
Dalam kegiatan mikrobiologi
pembuatan isolasi dilakukan dengan cara mengambil sampel mikroba dari
lingkungan yang ingin diteliti. Dari sampel tersebut kemudian dikultur/dibiakan
dengan menggunakan media universal atau media selektif, tergantung tujuan yang
ingin dicapai. Untuk mendapatkan atau menumbuhkan jenis mikroorganisme
tertentu, maka dilakukan isolasi. Dengan isolasi inilah dapat diidentifikasi
jenis bakteri tertentu baik dari kelimpahan maupun morfologinya. Isolasi
bakteri merupakan suatu cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu
dari lingkungannya sehingga diperoleh kultur murni atau biakan
murni. Kultur murni ialah kultur yang sel-sel mikrobanya berasal dari
pembelahan dari satu sel tunggal (Pelczar, 1986). Kultur murni atau biakan
murni sangat berguna didalam mikrobiologi, yaitu untuk menelaah dan mengidentifikasi
mikroorganisme, termasuk penelaahan ciri-ciri cultural, morfologis, fisiologis,
maupun serologis, memerlukan suatu popolasi yang terdiri dari satu macam
mikroorganisme saja. Sebelum mengisolasi, harus diketahui mikroba apa yang
akan diisolasi dan habitatnya menentukan sampel dan media apa yang akan
digunakan.
Ada beberapa metode untuk
memperoleh biakan murni dari suatu sampel tertentu. Dua diantaranya
yang paling sering digunakan adalah teknik cawan gores dan cawan tuang. Kedua metode
ini didasarkan pada prinsip yang sama yaitu mengencerkan organisme sedemikian
sedangkan sehingga individu spesies dapat dipisahkan dari lainnya, dengan
anggapan bahwa koloni terpisah yang tampak pada cawan petri setelah diinkubasi
berasal dari satu sel tunggal. Dan metode lain yang digunakan yaitu cara sebar
(spread plate), cara pengenceran (dilution method), serta mikromanipulator (the
micromanipulator method) (Lim, 1990).
Isolasi bakteri dalam dunia
perikanan sangat bermanfaat untuk mengidentifikasi jenis bakteri yang terdapat
pada ikan terutama dalam bidang budidaya dan pengolahan. Dengan cara
pengambilan sampel dari jenis ikan air tawar maupun ikan air laut. Identifikasi
bakteri yang diisolasi biasa terdapat pada insang ikan, usus ikan, daging ikan
maupun kondisi perairannya. Tujuan praktikum dari isolasi bakteri yaitu
mempelajari cara mengisolasi bakteri dari lingkungan akuatik dengan metode
penggoresan kuadran serta mengamati ciri-ciri koloni bakteri tumbuh.
1.2. Tujuan
Agar mahasiswa
jurusan perikanan fakultas pertanian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
mengetahui prosedur kerja cara mengisolasi bakteri dan lingkungan akuatik
dengan metode penggoresan kwadran serta mengamati ciri-ciri koloni bakteri yang
tumbuh.
2.
METODOLOGI
2.1. Waktu
dan Tempat
Kegiatan praktikum laboratorium
mikrobiologi perairan yang berjudul “ISOLASI
BAKTERI DARI LINGKUNGAN AKUATIK“ ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 30 April
2014 pukul 10.00 WIB sampai selesai dan hari Kamis tanggal 1 Mei 2014 yang
bertempat di Laboratorium TPHP Jurusan Perikanan, Fakultas Pertanian,
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Serang – Banten.
2.2. Alat
dan Bahan
Alat yang
digunakan pada praktikum yang berjudul “ISOLASI
BAKTERI DARI LINGKUNGAN AKUATIK” ini adalah Lup inokulasi (Ose), kaca
penyebar, cawan petri, pembakar spirtus (bunsen), inkubator, alat bedah dan nampan.
Bahan yang digunaka pada praktikum Mikrobiologi Perairan yang berjudul “ISOLASI BAKTERI DARI LINGKUNGAN AKUATIK”
ini adalah Media TSA (Trypticase Soy Agar), Ikan Mas (Cyprinus carpio), Larutan fisiologis, alkohol, dan plastik.
2.3. Prosedur
Kerja
Hal pertama yang
dilakukan adalah menuliskan nama/kelompok, nama sampel, dan tanggal kemudian
balik cawan petri yang sudah berisi media TSA dan bagilah seluruh area dasar
cawan petri menjadi empat bagian. Ambil bagian yang ingin diteliti (insang,
usus, dan lendir) ikan mas (Cyprinus
carpio) letakan pada suatu wadah kemudian berikan larutan fisiologis pada
sampel aduk hingga merata, siapkan jarum ose sterilkan dengan cara membakar
pada bunsen hingga berwarna merah lalu dinginkan dan celupkan pada sampel dan
goreskan pada permukaan agar kwadran 0 dengan membuka tutup cawan petri sedikit
saja dan tidak jauh dari bunsen, kemudian panaskan kembali jarum ose sampai
berwarna merah dan dinginkan lalu goreskan pada permukaan agar kwadran I dengan
sedikit menarik dari kwadran 0, lakukan hal yang sama kemudian goreskan pada
kwadran II dengan menarik sedikit dari bagian kwadran I, lakukan hal yang sama
kemudian goreskan pada kwadran III dengan menarik sedikit dari kwadran II.
Semua kegiatan dilakukan dekat dengan pembakaran spirtus (bunsen). Inkubasi
selama 24 jam pada suhu ruang. Amati hasil setelah 24 jam dengan mengamati
warna, bentuk dan bau koloni tersebut.
Diagram
Alir
Siapkan Alat dan Bahan
Pisahkan bagian
yang ingin diteliti (insang dan lendir)
Letakan pada wadah
Masukan larutan
fisiologis aduk hingga merata
Bersihkan tangan
menggunakan alkohol
Panaskan jarum Ose
hingga warnanya berubah warna merah
Didinginkan
jarum ose
Celupkan jarum ose pada
sampel
Goreskan jarum ose pada
permukaan agar kwadran 0
Panaskan kembali jarum
ose + didinginkan
Goreskan pada kwadran I
dengan menarik sedikit dari kwadran 0
Lakukan berulang hingga
kwadran III dengan menarik sedikit dari kwadran sebelumnya dengan membedakan
pola gores
Inkubasi selama 24 jam
Amati warna, bau
dan bentuk
3.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil
Dari praktikum
mikrobiologi yang berjudul “ISOLASI
BAKTERI DARI LINGKUNGAN AKUATIK” didapatkan hasil dari pengamatan yang
dilakukan setah sampel yang digoreskan diinkubator selama 24 jam yaitu disusun sebagai
tabel berikut ini:
Kel
|
Asal Sampel
|
Bagian
|
Gambar
|
Ciri-ciri Koloni
|
1
|
Ikan Mas
|
Insang
|
Kwadran 0, I, II & III
|
1. Berbentuk Bulat
2. Berwarna Putih kekuning-kuningan
3. Berbau busuk
|
Usus
|
Kwadran II & III
|
1. Berbentuk Bulat
2. Berwarna Putih kekuning-kuningan
3. Berbau busuk
|
||
2
|
Ikan Mas
|
Lendir
|
Kwadran 0, I, II, & III
|
1. Berbentuk Bulat
2. Berwarna Putih kekuning-kuningan
3. Berbau busuk
|
Usus
|
Kwadran 0, I, II, & III
|
1. Berbentuk Bulat
2. Berwarna Putih kekuning-kuningan
3. Berbau busuk
|
||
3
|
Ikan Mas
|
Insang
|
Kwadran I
|
1. Berbentuk Bulat
2. Berwarna Putih kekuning-kuningan
3. Berbau busuk
|
Kwadran II & III
|
1. Berbentuk bulat tapi bergelombang
2. Berwarna putih kekuning-kuningan
3. Berbau busuk
4. Menyebar tidak beraturan
|
|||
Lendir
|
Kwadran I
|
1. Berbentuk Bulat
2. Berwarna Putih kekuning-kuningan
3. Berbau busuk
|
||
1. Bentuk berfilamen
2. Berwarna putih kekuning-kuningan
3. Berbau busuk
|
||||
4
|
Ikan Mas
|
Insang
|
Kwadran 0 & I
|
1. Berbentuk bulat
2. Berwarna putih kekuning-kuningan
3. Berbau busuk
|
Usus
|
Kwadran 0, II & III
|
1. Berbentuk bulat
2. Berwarna putih kekuning-kuningan
3. Berbau busuk
|
||
5
|
Ikan Mas
|
Lendir
|
Kwadran I & III
|
1. Berbentuk bulat tapi bergelombanng
2. Berwarna putih kekuning-kuningan
3. Berbau busuk
4. Menyebar tidak beraturan
|
Usus
|
Kwadran 0, I, II & III
|
1. Berbentuk bulat
2. Berwarna putih kekuning-kuningan
3. Berbau busuk
|
||
6
|
Ikan Mas
|
Insang
|
Kwadran 0 & I
|
1. Berbentuk bulat
2. Berwarna putih kekuning-kuningan
3. Berbau busuk
|
Lendir
|
Kwadran 0
|
1. Berbentuk bulat
2. Berwarna putih kekuning-kuningan
3. Berbau busuk
|
3.2. Pembahasan
Data yang
kelompok kami (6) dapatkan pertumbuhan mikroba yang terjadi hanya pada : Insang
Ã
kwaran 0 dan 1 , Lendir à kwadran 0. Data yang didapatkan ini
diteliti setelah media yang sudah digoreskan diinkubator selama 24 jam, data
yang kami dapatkan sangat sedikit mikroba yang berkembang dan banyak kwadran
yang tidak ditumbuhi oleh mikroba hal ini disebabkan oleh kesalahan penggoresan
yaitu pada saat penggoresan terjadi kesobekan media sehingga mikroba tidak
tumbuh. Pada metode ini sangat dibutuhkan keahlian dan kehati-hatian yang
tinggi.
4.
KESIMPULAN
DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Pada medium yang
digunakakn untuk pertumbuhan bakteri yang ada pada ikan mas (Cyprinus carpio) kali ini adalah media
TSA yaitu yang berupa agar dan menggunakan metode kwadran gores sehingga
dibutuhkan keahlian khusus agar media tidak sobek yang mengakibatkan
pertumbuhan mikroba tidak sempurna seperti yang diharapkan.
4.2. Saran
Sejauh ini pada
praktikum Mikrobiologi Perairan sangat baik hanya saja ada beberapa kesalahan
dalam penggoresan diharapkan para aslab lebih memperhatikan praktikannya.
DAFTAR
PUSTAKA
Adams, M.R. 2000.
Food Microbiology. University of
surrey. Guildford. New York
Buckle. 2007. Mikrobiologi Terapan. Universitas Gajah
Mada: Yogyakarta
Campbell, N.A.,
J. B. Reece, dan L. G. Mitchell. 2002. Biologi
Jilid 1 Edisi Kelima. Erlangga, Jakarta.
Elrod, S. L. dan
W. D. Stansfield. 2006. Genetika Edisi
Keempat. Erlangga, Jakarta.
Fardias, S.
1993. Analisis Mikrobiologi. PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
Khasani.1990. Prosedur
alat-alat Kimia. Yogyakarta : liberty
Lay,
B., 1994, Analisis Mikroba di
Laboratorium, Raja Grafindo Persada, Jakarta.
M. Natsir Djide. 2006 .Mikrobiologi
Farmasi Dasar. Universitas Hasanuddin : Makassar
Mila
Ermila. 2005. Penuntun Praktikum
Mikrobiologi. Erlangga : Jakarta
Sari,Noorkomala.2009.Teknik Isolasi
Mikroorganisme. http://www.scribd.com/doc/24589708/Teknik-Isolasi-M-O (1
mey 2014)
Schlegel.
Hans G. 1994. Mikrobiologi Umum edisi VI. Gajah
Mada University Press: Yoyakarta.
Sumanti, Debby M., dkk. 2008. Diktat
Penuntun Praktikum Mikrobiologi Pangan.Universitas Padjajaran:Jatinangor
LAMPIRAN
Alat
dan bahan
Media
dan bahan yang telah dilarutkan dengan larutan fisiologis
Pembungkusan
cawan petri yang sudah digores
Proses inkubasi