Jumat, 21 November 2014

Ekosistem Mangrove


logo-faperta-color-kementerian-dikbud.gifPraktikum Ekologi Perairan
          Serang, 20 Desember 2013


PRAKTIKUM EKOSISTEM MANGROVE DI KARANGANTU   BANTEN
Martina Sihombing
JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2013
 


Abstrak
Praktikum ekologi perairan tentang ekosistem mangrove ini adalah praktikum lapangan kedua yang dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 7 Desember 2013 pada pukul 07.00 WIB. Untuk tujuan dari praktikum lapangan  ini adalah mengamati dan membedakan jenis-jenis mangrove, jenis perakaran mangrove, serta menerapkan metode transek dalam pengambilan data dan analisa data mangrove di Karangantu, Banten. Pada praktikum ini, wilayah pembagian setiap stasiun berukuran 10 x 10 meter, setiap satu stasiun tersebut dibagi kembali dalam 6 plot. Pada plot 1 didapatkan mangrove jenis Rhizhopora apiculata dengan jumlah anakan 9 berdiameter 2 cm, terdapat benthos jenis Telescopium  telescopium. Pada plot 2 didapatkan mangrove jenis Rhizhophora apiculata dengan jumlah anakan 9 berdiameter 3,3 cm, tidak terdapat benthos. Pada plot 3 didapatkan mangrove jenis Rhizhophora apiculata dengan jumlah anakan 12 berdiameter 2,5 cm dan semai 3 cm berdiameter 0,5 cm terdapat benthos jenis Anadara sp. Pada plot 4 terdapat mangrove jenis Avecennia marina dengan jumlah anakan 54 berdiameter 3cm, terdapat benthos jenis Anadara sp. Pada plot 5 terdapat mangrove jenis Rhizhophora stylosa dengan jumlah anakan 8 berdiameter 1,75 cm dan semai 4 berdiameter 0,48 cm tidak terdapat benthos. Pada plot 6 terdapat mangrove jenis Rhizhophora apiculata dengan jumlah anakan 10 berdiameter 2,4 cm dan semai 1 berdiameter 0,3 cm tidak terdapat benthos. Parameter fisika yang digunakan adalah suhu, pada perairan mangrove di karangantu ini didapatkan suhu berkisar 290C.

Kata Kunci    : Ekologi, Mangrove, Parameter Fisika, Plot


PENDAHULUAN
Hutan mangrove adalah tipe hutan yang khas terdapat di sepanjang pantai atau muara sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Mangrove tumbuh pada pantai yang datar, biasanya di sepanjang sisi pulau yang terlindung dari angin atau di belakang terumbu karang di lepas pantai yang terlindung. Hutan mangrove adalah sebutan umum yang digunakan untuk menggambarkan suatu varietas komunitas pantai tropic yang didominasi oleh beberapa spesies pohon-pohon yang khas atau semak-semak yang mempunyai kemampuan untuk tumbuh dalam perairan asin atau payau.
Hutan mangrove meliputi pohon-pohon dan semak yang tergolong ke dalam 8 famili dan terdiri atas 12 genera tumbuhan berbunga yaitu, Avicennia, Sonneratia, Rhyzophora, Bruguiera, Ceriops, Xylocarpus, Lummitzera, Laguncularia, Aegiceras, Aegiatilis, Snaeda, dan Conocarpus (Bengen, 2000). Ekosistem mangrove dikategorikan sebagai ekosistem yang tinggi produktivitasnya yang memberikan kontribusi terhadap produktifitas ekosistem pesisir. Dalam hal ini beberapa fungsi ekosistem mangrove adalah sebagai tempat asuhan (nursery ground), tempat mencari makan (feeding ground), dapat membantu perluasan daratan ke laut dan pengolahan limbah organic, dan dapat dimanfaatkan tujuan budidaya ikan (Lakitan, 1999).
Untuk tujuan dari praktikum lapangan  ini adalah mengamati dan membedakan jenis-jenis mangrove, jenis perakaran mangrove, serta menerapkan metode transek dalam pengambilan data dan analisa data mangrove di Karangantu, Banten.

TINJAUN PUSTAKA
Ekosistem Mangrove
Ekosistem mangrove sebagai ekosistem peralihan antara darat dan laut telah diketahui mempunyai bernagai fungsi yaitu sebagai penghasil bahan organic tempat berlindung berbagai jenis binatang, tempat memijah berbagai jenis ikan dan udang, sebagai pelindung pantai, mempercepat pembentukan lahan baru, penghasil kayu bangunan, kayu bakar, kayu arang, dan tannin. Masing-masing kawasan pantai dan ekosistem mangrove memiliki historis perkembangan yang berbeda-beda. (Soedjarwo, 1979)
Parameter Fisika
Suhu Perairan
Suhu berpengaruh terhadap ekosistem karena suhu merupakan syarat yang diperlukan organisme untuk hidup.  Ada jenis-jenis organisme yang hanya dapat hidup pada kisaran suhu  tertentu. Daerah perairan yang cukup luas dapat mempengaruhi iklim daerah daratan di sekitarnya. Suhu air paling baik dan efisien diukur menggunakan sensor elektronis seperti air mempunyai beberapa sifat unik yang berhubungan dengan panas yang secara bersama-sama mengurangi perubahan suhu sampai tingkat minimal.
Parametes Biologi
Benthos
Bentos merupakan organisme yang melekat atau beristirahat pada dasar endapan. Bentos dapat dibagi berdasarkan makananya menjadi pemakan penyaring seperti kerang dan pemakan deposit seperti siput (E. P. Odum, 1971). Hewan bentos hidup relatif menetap, sehingga baik digunakan sebagai petunjuk kualitas lingkungan, karena selalu kontak dengan limbah yang masuk ke habitatnya. Dalam ekosistem perairan, makrozoobentos berperan sebagai salah satu mata rantai penghubung dalam aliran energi dan siklus dari alga planktonik sampai konsumen tingkat tinggi (Montagna et all, 1989).

METODELOGI
Waktu dan Tempat
Praktikum lapangan mata kuliah Ekologi Perairan ini dilakukan pada hari Sabtu tanggal 7 Desember 2013 pukul 07.00 sampai dengan pukul 12.00 WIB yang bertempat di Karangantu Serang, Banten oleh mahasiswa dan mahasiswi Semester III Jurusan Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum lapangan ekosistem mangrove ini adalah termometer yang digunakan untuk mengukur suhu perairan, meteran dari plastik/fiberglass 100 m digunakan untuk mengukur diameter pohon mangrove, kertas lakmus, tali untuk membuat transek garis dan petak contoh 10 x 10 m, paralon yang berdiameter 3 inchi digunakan untuk mengambil benthos, kantong plastik untuk koleksi vegetasi (daun, buah, bunga), label dan alat tulis (lebih baik tahan air) dan data sheet mangrove.
Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada praktikum ekosistem mangrove di lapangan yaitu pertama penentuan stasiun pengamatan, setelah itu tetapkan transek garis dari arah laut ke arah darat (tegak lurus garis pantai), selanjutnya sepanjang transek garis letakan secara acak petak contoh (plot) 10 x 10 m, paling sedikit 3 petak contoh, kemudian pada setiap petak contoh lakukan determinasi jenis tumbuhan mangrove yang ada, hitung jumlah individu tiap jenis, ukur diameter batang tiap pohon, anakan maupun semai mangrove setinggi dada (1.3 m) setelah itu, ukur suhu pada stasiun pengamatan.
Prosedur kerja yang dilakukan di laboratorium yaitu mengidentifikasi jenis mangrove yang di dapatkan pada praktikum lapangan, dengan melihat bunga, buah dan daun, serta mengidentifikasi jenis benthos yang didapatkan.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Observasi
TRANSEK
PLOT
POHON
ANAKAN
SEMAI
SP
IND
DB
SP
IND
DB
SP
IND
DB











1
1
-
-
-
A
9
2, cm
-
-
-

2
-
-
-
A
9
3,3 cm
-
-
-

3
-
-
-
A
12
2,5 cm
A
3
0,5 cm

4
-
-
-
C
54
3, cm
-
-
-

5
-
-
-
B
8
1,75 cm
B
4
0,48 cm

6
-
-
-
A
10
2,4 cm
A
1
0,3 cm
Tabel 1. Hasil Transek Mangrove

Keterangan :
SP : Kode Jenis Tanaman Mangrove               A (Rhizhophora apiculata)
IND : Jumlah Tegakan Tanaman Mangrove     B (Rhizhophora stylosa)
DB : Diameter Batang Tanaman Mangrove     C (Avecenia Marina)
Tabel 2. Hasil Transek Mangrove
NO. PLOT
JENIS MANGROVE
GAMBAR(BUNGA,BUAH, DAUN)
1
2
3
6
A (Rhizophora apiculata)






4
B (Rhizophora stylosa)






5
C (Avicennia marina)






Parameter Fisika
                        Suhu perairan sebesar 29°C
Hasil Praktikum
Parameter Biologi
Tabel 3. Hasil Pengamatan Benthos
No.
Plot
JUMLAH BENTHOS
GAMBAR
KLASIFIKASI
1
1

Kindom: Animalia
Phylum: Molusca
Class    : Gastropoda
Famili  : Potamididae
Genus:Telescopium
Spesies: 
Telescopium
telescopium

2
-
-
-
3
1

Kingdom : Animalia
Phylum : Mollusca
Class : Bivalvia
Subclass : Pteriomorpha
Order : Arcoida
Family : Arcidae
Genus : Anadara
Spesies : Anadara sp.

4
4





Kingdom : Animalia
Phylum : Mollusca
Class : Bivalvia
Subclass : Pteriomorpha
Order : Arcoida
Family : Arcidae
Genus : Anadara
Spesies : Anadara sp.
5
-
-
-
6
-
-
-

Pembahasan
Setelah kami melakukan observasi ekosistem mangrove yang bertempat di Karangantu, Banten. Didapatkan hasil parameter fisika yaitu suhu berkisar 29°C.  Pada plot 2 terdapat jenis mangrove yaitu Rhizophora  apiculata dengan jumlah anakan ada 9 berdiameter 3,3 cm. Pada plot 2 tidak terdapat benthos. Klasifikasi mangrove di plot 2 yaitu termasuk kingdom Plantae, divisi Magnoliopsida, ordo Myrtales, famili Rhizophoraceae, genus Rhizophora, dan jenis termasuk jenis spesies Rhizophora apiculata. Nama lokal dari jenis mangrove tersebut adalah bakau minyak. Ciri morfologi Rhizophora apiculata yaitu bentuk pohon tree, akar tunjang, daun lancet, bunga terminal, buah silindris, bunga biasanya berkelompok dua-dua, dengan daun mahkota gundul dan kekuningan, buah kecil, coklat, panjangnya 2 – 3,5 cm.

KESIMPULAN
            Dari praktikum lapangan ekosistem mangrove dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan jenis dan keanekaragaman mangrove antara bagian depan (dekat dengan perairan) dengan bagian belakang atau dalam. Hal yang menyebabkan perbedaan tersebut adalah dari adaptasi terhadap gelombang dan pasang surut yang mempengaruhi jenis mangrove berbeda. Jenis benthos yang didapatkan juga berbeda antara mangrove bagian depan maupun belakang. Dalam praktikum ini parameter fisika dan parameter biologi yang diamati dari ekosistem mangrove tersebut.
            Dalam praktikum kali ini disarankan agar pemilihan tempat praktikum ekosistem mangrove memiliki keanekaragaman jenis mangrove yang banyak agar praktikan mendapatkan wawasan yang lebih tentang keanekaragaman jenis mangrove. 
DAFTAR PUSTAKA
Eddy, Syaiful. 2008.  Pengelolaan  Potensi  Hutan  Mangrove  Secara       Berkelanjutan. Palembang. Jurusan Biologi FMIPA Universitas PGRI Palembang.
Dahuri, Rokhim, Dr. Ir. H. M.S, dkk. 2001. Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Pesisir Dan Lautan Secara Terpadu. Jakarta : PT.Pradnya Pramita.
Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. Bumi Aksara. Jakarta.
Hachinoe, dkk. 1998. Manual Persemaian Mangrove – di Bali. Denpasar : PT. Indografika Utama.
Hendrasarie, Novirina. 2001. Struktur Komunitas Bentos di Kawasan Manggrove Pantai Situbondo.  Jurnal Aksial, Majalah Teknik Sipil Vo. 3 No. 3 Desember 2001 : 130-135.
Kusmana, dkk. 2003. Teknik Rehabilitasi Mangrove , Bogor : Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.
Nirarita, dkk. 1996. Ekosistem Lahan Basah – Indonesia. Bogor : Wetlands International-Indonesia Programme.
Nybakken JW. 2001. Marine Biology: An Ecological Approach. Pearson Benjamin Cummings.
Soedjarwo, L.1979. Pengukuran Pohon. Gramedia. Bandung.
Tomlinson. 1986. The Botany of Mangrove. New York : Cambridge University Press.










LAMPIRAN
  
  
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar