LAPORAN PRAKTIKUM MATA KULIAH BUDIDAYA PERIKANAN
BUDIDAYA IKAN
LELE (Clarias batracus)
Aulia Yuaninda
4443120722
IV B Perikanan
JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN
AGENG TIRTAYASA
2014
Jl. Raya Jakarta
Km. 4 Pakupatan Kota Serang-Banten, Kode Pos 42121
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Masyarakat pribumi Gunditjmara di Australia kemungkinan telah memelihara belut pada 6000 tahun SM. Terdapat bukti
bahwa mereka telah merubah dataran seluas 100 km2 di dekat danau Condah menjadi sekumpulan selat dan bendungan menggunakan anyaman yang digunakan
sebagai jebakan
ikan dan menjaga populasi
belut agar dapat dimakan sepanjang tahun. Akuakultur di China telah
beroperasi sejak 2500 tahun SM. Pasca
peluapan musiman sungai, beberapa jenis ikan, umumnya ikan mas terperangkap di kolam. Pembudidaya
memberi makan ikan-ikan tersebut dengan larva dan kotoran ulat sutra.
Seleksi telah menciptakan ikan koi dan ikan hias lainnya sejak Dinasti
Tang.
Bangsa Romawi telah
membudidayakan ikan di kolam. Di
Eropa tengah, berbagai biara umat kristiani mengadopsi praktek
akuakultur bangsa Romawi. Akuakultur di Eropa menyebar pada Abad
Pertengahan karena ikan dan produk ikan harus diasinkansupaya awet
sebelum didistribusikan ke tempat yang jauh dari perairan dan ketika itu
transportasi cukup mahal. Di Amerika Serikat, pengembangan ikan spesies Salvelinus fontinalis dimulai pada tahun 1859 dan perbenihan
ikan komersial dimulai pada tahun 1864. Warga
California memanen kelp pada tahun 1900 dan berusaha untuk
menjaga suplainya agar tetap lestari. Kelpyang dipanen
disuplai untuk Perang
Dunia I.
Hingga tahun 2007, sekitar 430 spesies ikan telah dibudidayakan oleh
manusia, dengan 106 spesies baru dimulai di dekade tersebut. Berbeda dengan
budi daya tanaman di mana saat ini hanya 0.08% tumbuhan yang telah didomestikasi dan budi daya hewan darat yang baru mendomestikasikan 0.0002% spesies hewan darat, spesies
hewan laut yang telah didomestikasikan elah mencapai 0.13% dan tumbuhan
laut 0.17%. Domestikasi umumnya dilakukan setelah puluhan tahun penelitian dan
pengamatan. Domestikasi spesies
perairan memiliki risiko yang lebih rendah karena tidak menularkan penyakit ke
manusia dan cenderung tidak membahayakan.Tertahannya volume perikanan
tangkap yang diakibatkan oleh eksploitasi berlebih dari spesies laut membuat para pelaku
budi daya perikanan mulai mendomestikasikan hewan laut.
Budidaya perairan (akuakultur) merupakan bentuk pemeliharaan dan penangkaran berbagai
macam hewan atau tumbuhan perairan yang menggunakan air sebagai komponen
pokoknya. Kegiatan-kegiatan yang umum termasuk di dalamnya adalah budi
daya ikan, budi daya udang, budi daya tiram, budi daya rumput laut (alga). Dengan batasan
di atas, sebenarnya cakupan budi daya perairan sangat luas namun penguasaan
teknologi membatasi komoditi tertentu yang dapat diterapkan.
Budidaya perairan adalah
bentuk perikanan budi daya, untuk dipertentangkan dengan perikanan tangkap. Di Indonesia,
budi daya perairan dilakukan melalui berbagai sarana. Kegiatan budi daya yang
paling umum dilakukan dikolam/empang, tambak, tangki, karamba, serta karamba apung.
Budidaya perikanan adalah usaha pemeliharaan dan pengembang biakan ikan
atau organisme air lainnya. Budidaya perikanan disebut juga sebagai budidaya
perairan atau akuakultur mengingat organisme air yang dibudidayakan bukan hanya
dari jenis ikan saja tetapi juga organisme air lain seperti kerang, udang
maupun tumbuhan air. Istilah akuakultur yang diambil dari istilah dalam Bahasa
Inggris Aquaculture. Berikut definisi akuakultur menurut
beberapa sumber.
Akuakultur merupakan suatu proses pembiakan organisme perairan dari mulai proses produksi, penanganan hasil sampai
pemasaran(Wheaton, 1977). Akuakultur merupakan upaya produksi biota atau organisme perairan melalui
penerapan teknik domestikasi (membuat kondisi lingkungan yang mirip dengan
habitat asli organisme yang dibudidayakan), penumbuhan hingga pengelolaan usaha
yang berorientasi ekonomi (Bardach, dkk., 1972). Akuakultur merupakan proses pengaturan dan
perbaikan organisme akuatik untuk kepentingan konsumsi manusia (Webster’s
Dictionary, 1990).
Ikan lele (Clarias
Sp.) merupakan ikan dari genus Clarias yang banyak
tersebar di perairan Asia dan Afrika.Hanya ikan lele dari jenis-jenis tertentu
saja yang bisa dibudidayakan untuk tujuan konsumsi. Jenis-jenis ikan lele
tersebut biasanya memiliki sifat unggul seperti pertumbuhan cepat dan tahan
terhadap penyakit. Selain itu, ia harus bisa tumbuh dan berkembang dalam
lingkungan yang mempunyai kepadatan tinggi dan kondisi air minim.
Ikan lele banyak
hidup di perairan air tawar hingga air payau. Beberepa peternak lele di Pantura
Jawa berhasil membudidayakan ikan lele di tambak bekas bandeng dan udang. Pada
dasarnya, ikan lele hidup secaranocturnal, aktif bergerak di malam hari.
Di perairan bebas lele berada di tempat-tempat air tergenang yang cenderung
tenang seperti rawa, danau dan daerah sungai yang agak terlindung. Biasanya
ikan ini memilih tempat-tempat yang teduh dan membuat lubang-lubang ditanah.
Ikan lele
termasuk pada jenis ikan karnivora atau pemakan daging. Di alam ikan ini
menyantap cacing, kutu, larva serangga dan siput air. Pada keadaan
tertentu ia bisa memangsa sesamanya alias kanibal. Biasanya, ikan lele menjadi
kanibal karena tak ada makanan lain dan faktor perbedaan ukuran. Lele yang
lebih besar akan memangsa kawanan yang lebih kecil.
Di Indonesia,
setidaknya terdapat dua spesies ikan lele yang biasa dibudidayakan masyarakat.
Yaitu spesies Clarias Batrachus dan Clarias Gariepinus.
Dari dua spesies ini, ada beberapa ikan lele yang dikategorikan unggul yaitu
lele dumbo, lele sangkuriang dan lele phyton.
1.2
Tujuan
Praktikum Budidaya perikanan khususnya kami melakukan
budidaya ikan lele (Clarias batracus) ini bertujuan agar mahasiswa perikanan mampu mengetahui
bagaimana cara budidaya pembesaran ikan dan mengetahui perhitungan-perhitungan
yang harus dilakukan.
BAB 2
METODOLOGI
2.1 Waktu Dan Tempat
Praktikum
mata kuliah Budidaya Perikanan mengenai budidaya pembesaran ikan Lele
(Clarias batracus)
dilaksanakan pada hari Rabu, 2 April 2014 yaitu pembersihan kolam, pada hari
Rabu, 14 Mei 2014 yaitu persiapan pengisian kolam, pada hari Rabu,21 Mei 2014
yaitu pemberian pupuk, pada hari Juma’at 23 Mei 2014 penebaran benih, dan
setelah penebaran benih ikan Nila setaip hari ikan diberi pakan pada pagi pukul
17:15 WIB, siang pukul 11:45
WIB, dan sore pukul 17:00 WIB, kemudian dilakukan sampling pertama pada hari Rabu, 4
Juni 2014, sampling kedua dilaksanakan pada hari Jum’at, 13 Juni 2014 dan
sampling terakhir dilaksanakan pada hari Jum’at 26 Juni
2014 yang bertempat di Kolam Budidaya Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
2.2 Alat Dan Bahan
Alat
dan bahan yang kami
gunakan untuk melakukan budidaya adalah Kolam yang kami gunakan untuk menampung
ikan, timbangan untuk mengetahui berat ikan saat sampling dilakukan, kertas
indikator yang kami gunakan untuk mengukur derajat keasaman perairan atau pH
perairan, secchi disk yang kami gunakan untuk mengukur kecerahan pada perairan
budidaya, pakan PL 781-1 yang kami gunakan untuk menjadi pakan ikan lele, pupuk
kandang atau kotoran hewan yang kami gunakan untuk menumbuhkan protozoa dalam
perairan, dan bibit ikan lele yang kami budidayakan.
2.3 Prosedur Kerja
Prosedur kerja
dalam budidaya pembesaran ikan Lele (Clarias batracus) hal
pertama yang kami lakukan yaitu melakukan bimbingan dengan aslab tentang
pemberian pakan, jenis pakan dan hal yang harus dilakukan selama proses
pembesaran ikan Lele (Clarias batracus) kemudian kami melakukan pembersihan
kolam yang akan dijadikan tempat pembesaran ikan setelah itu kolam dipanaskan
dengan menggunakan sinar matahari selama sehari kemudian dilakukan penisian air
dengan meninggalkan atau menyisakan sebanyak 30 cm dari batas kolam kemudian
dimasukan pupuk kandang atau kotoran hewan sebanyak 2 kg didalam karung yang
direndam dalam air yang sudah diisi ke kolam selama 10 hari untuk menumbuhkan
plankton yaitu pakan alami, penebaran dilakukan dengan mengaklimatisasi dahulu
ikan agar tidak terjadi stres terhadap ikan. Pemberian pakan dilakukan tiga
kali sehari yaitu jam 07:15 WIB, 11:45 WIB, dan 17:00 WIB, pemberian pakan yang
kami lakukan dengan memberikan sekenyang-kenyangnya terhadap ikan, kami
melakukan pengukuran pH dan Suhu setiap hari, melakuakan sampling sebanyak dua
kali untuk mengetahui pertumbuhan ikan Lele (Clarias batracus).
BAB 3
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Sampling
No.
|
Kolam 1
|
Kolam 2
|
Derajat keasaman (pH)
|
||
Panjang
|
Berat
|
Panjang
|
Berat
|
5
|
|
1.
|
12 cm
|
13 gram
|
12,5 cm
|
14 gram
|
5
|
2.
|
13,5 cm
|
19 gram
|
12 cm
|
11 gram
|
5
|
3.
|
14,5 cm
|
18 gram
|
14 cm
|
20 gram
|
5
|
4.
|
15 cm
|
22 gram
|
10,5 cm
|
9 gram
|
5
|
5.
|
14 cm
|
18 gram
|
12 cm
|
12 gram
|
5
|
6.
|
12,5 cm
|
12 gram
|
13 cm
|
14 gram
|
5
|
7.
|
12 cm
|
12 gram
|
11,5 cm
|
9 gram
|
5
|
8.
|
11 cm
|
10 gram
|
12,5 cm
|
11 gram
|
5
|
9.
|
10 cm
|
8 gram
|
12 cm
|
10 gram
|
5
|
10.
|
8,5 cm
|
4 gram
|
15 cm
|
22 gram
|
5
|
3.2 Pembahasan
Pada praktikum pembesaran yang kami lakukan kami tidak
mendapatkan ikan yang mati hal ini sepertinya karena ikan lele sangat tahan
terhadap kondisi perairan sejelek apapun berbeda halnya dengan ikan lainnya
yang peka terhadap kandungan nitrit, oksigen terlarut (DO), suhu dan lainnya
yang kemungkinan bisa menimbulkan kematian, berbeda halnya dengan jenis ikan
lain ikan lele lebih tahan dengan kondisi perairan yang kotor atau buruk tetapi
mempengaruhi pertumbuhannya, seperti yang kami telah lakukan sampling berat dan
panjang ikan bermacam-macam adapun pertumbuhan ikan lele yang terbesar memiliki
berat 22 gram dengan panjang total 15 cm berada dikedua kolam yang berbeda
adapun ikan dengan pertumbuhan terkecil memiliki berat 4 gram dengan panjang
8,5 cm, seharusnya jika ikan berukuran panjang 8,5 cm beratnya harus melebihi 4
gram namun yang kita dapatkan beratnya kecil kemungkinan berat yang kecil ini
terjadi karena kondisi perairan yang kurang baik, kami kurang memperhatikan
kondisi perairan hanya pengecekan yang kami lakukan pada perairan yaitu dengan
mengukur pH atau derajat keasaman dan suhu perairan untuk kecerahan kami tidak
melakukan karena sangat sulit untuk melakukannya dikolam pembesaran
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dalam praktikum budidaya perairan ini dapat disimpulkan
bahwa ikan lele tahan terhadap kondisi perairan yang jelek namun mempengaruhi
pertumbuhan ikan lele yang seharusnya tumbuh dengan baik atau normal tetapi
pertumbuhannya tidak normal hal ini adalah akibat dari keadaan perairan yang
jelek, pertum buhan ikan lele juga dapat di pengaruhi mutu dan jumlah makanan
tiap hari, pertumbuhan ikan lele ada yang cepat ada juga yang tertinggal gejala
ini disebabkan oleh adanya persaingan di dalam memperoleh makan adakalanya
mahasiswa telat karena ada kuliah sehingga kemungkinan ikan saat diberi makan
sangat bersaing atau juga bisa karena ikan lele bersifat karnifor jadi saling
memakan.
4.2 Saran
Pemberian pakan sebaiknya benar-benar pada waktunya
karena sifat ikan lele adalah karnifor yaitu pemakan daging dan juga bisa
memakan sesamanya sehingga memicu kejadian makan memakan juga dapat menimbulkan
peertumbuhan yang lambat atau kurang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Bardach, J.E., Ryther, J.H., and W.L.Mc. Larney. (1972). Aquaculture .Birmingham, Alabama: Alabama
Agricultural Experiment Station. Auburn University.
Effendi. 2004. Budidaya Ikan Nila. Jakarta: Penebar Swadaya.
Rahardi, F. 1993. Kristiawati, Regina.
Nazaruddin. Agribisnis Perikanan. Jakarta:
Penerbit Swadaya.
Sugiarto
Ir. 1988. Teknik Pembenihan Ikan Mujair dan Nila. Jakarta: CV. Simplex.
Sumanatadinata, Komar. 1981. Pengembangan Ikan-Ikan
Peliharaan Di Indonesia. Bogor: PT.Sastra Hudaya.
Suyanto, Rachenaturi. 1998. Budidaya
Nila. Jakarta: Penebar swadaya.
Webster’s New World Dictionary. (1990). College ed. New York: The World
Publ. Co.
Wheaton, F.W. (1977). Aquacultural Engineering. New York:
John Willey& Sons.
Harrah's Cherokee Casino & Hotel - Mapyro
BalasHapusHarrah's Cherokee Casino 화성 출장샵 & Hotel 안양 출장샵 In a separate building called the Cherokee Valley Center and Cherokee 광양 출장안마 River, 구미 출장마사지 the former Harrah's 진주 출장안마