Jumat, 21 November 2014

Budidaya Lele


LAPORAN PRAKTIKUM MATA KULIAH BUDIDAYA PERIKANAN
BUDIDAYA IKAN LELE (Clarias batracus)
Aulia Yuaninda
4443120722
IV B Perikanan



JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2014
Jl. Raya Jakarta Km. 4 Pakupatan Kota Serang-Banten, Kode Pos 42121
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Masyarakat pribumi Gunditjmara di Australia kemungkinan telah memelihara belut pada 6000 tahun SM. Terdapat bukti bahwa mereka telah merubah dataran seluas 100 km2 di dekat danau Condah menjadi sekumpulan selat dan bendungan menggunakan anyaman yang digunakan sebagai jebakan ikan dan menjaga populasi belut agar dapat dimakan sepanjang tahun. Akuakultur di China telah beroperasi sejak 2500 tahun SM. Pasca peluapan musiman sungai, beberapa jenis ikan, umumnya ikan mas terperangkap di kolam. Pembudidaya memberi makan ikan-ikan tersebut dengan larva dan kotoran ulat sutra. Seleksi telah menciptakan ikan koi dan ikan hias lainnya sejak Dinasti Tang.
Bangsa Romawi telah membudidayakan ikan di kolam. Di Eropa tengah, berbagai biara umat kristiani mengadopsi praktek akuakultur bangsa Romawi. Akuakultur di Eropa menyebar pada Abad Pertengahan karena ikan dan produk ikan harus diasinkansupaya awet sebelum didistribusikan ke tempat yang jauh dari perairan dan ketika itu transportasi cukup mahal. Di Amerika Serikat, pengembangan ikan spesies Salvelinus fontinalis dimulai pada tahun 1859 dan perbenihan ikan komersial dimulai pada tahun 1864. Warga California memanen kelp pada tahun 1900 dan berusaha untuk menjaga suplainya agar tetap lestari. Kelpyang dipanen disuplai untuk Perang Dunia I.
Hingga tahun 2007, sekitar 430 spesies ikan telah dibudidayakan oleh manusia, dengan 106 spesies baru dimulai di dekade tersebut. Berbeda dengan budi daya tanaman di mana saat ini hanya 0.08% tumbuhan yang telah didomestikasi dan budi daya hewan darat yang baru mendomestikasikan 0.0002% spesies hewan darat, spesies hewan laut yang telah didomestikasikan elah mencapai 0.13% dan tumbuhan laut 0.17%. Domestikasi umumnya dilakukan setelah puluhan tahun penelitian dan pengamatan. Domestikasi spesies perairan memiliki risiko yang lebih rendah karena tidak menularkan penyakit ke manusia dan cenderung tidak membahayakan.Tertahannya volume perikanan tangkap yang diakibatkan oleh eksploitasi berlebih dari spesies laut membuat para pelaku budi daya perikanan mulai mendomestikasikan hewan laut.
Budidaya perairan (akuakultur) merupakan bentuk pemeliharaan dan penangkaran berbagai macam hewan atau tumbuhan perairan yang menggunakan air sebagai komponen pokoknya. Kegiatan-kegiatan yang umum termasuk di dalamnya adalah budi daya ikan, budi daya udang, budi daya tiram, budi daya rumput laut (alga). Dengan batasan di atas, sebenarnya cakupan budi daya perairan sangat luas namun penguasaan teknologi membatasi komoditi tertentu yang dapat diterapkan.
Budidaya perairan adalah bentuk perikanan budi daya, untuk dipertentangkan dengan perikanan tangkap. Di Indonesia, budi daya perairan dilakukan melalui berbagai sarana. Kegiatan budi daya yang paling umum dilakukan dikolam/empang, tambak, tangki, karamba, serta karamba apung.
Budidaya perikanan adalah usaha pemeliharaan dan pengembang biakan ikan atau organisme air lainnya. Budidaya perikanan disebut juga sebagai budidaya perairan atau akuakultur mengingat organisme air yang dibudidayakan bukan hanya dari jenis ikan saja tetapi juga organisme air lain seperti kerang, udang maupun tumbuhan air. Istilah akuakultur yang diambil dari istilah dalam Bahasa Inggris Aquaculture. Berikut definisi akuakultur menurut beberapa sumber.
Akuakultur merupakan suatu proses pembiakan organisme perairan dari mulai proses produksi, penanganan hasil sampai pemasaran(Wheaton, 1977). Akuakultur merupakan upaya produksi biota atau organisme perairan melalui penerapan teknik domestikasi (membuat kondisi lingkungan yang mirip dengan habitat asli organisme yang dibudidayakan), penumbuhan hingga pengelolaan usaha yang berorientasi ekonomi (Bardach, dkk., 1972). Akuakultur merupakan proses pengaturan dan perbaikan organisme akuatik untuk kepentingan konsumsi manusia (Webster’s Dictionary, 1990).
Ikan lele (Clarias Sp.) merupakan ikan dari genus Clarias yang banyak tersebar di perairan Asia dan Afrika.Hanya ikan lele dari jenis-jenis tertentu saja yang bisa dibudidayakan untuk tujuan konsumsi. Jenis-jenis ikan lele tersebut biasanya memiliki sifat unggul seperti pertumbuhan cepat dan tahan terhadap penyakit. Selain itu, ia harus bisa tumbuh dan berkembang dalam lingkungan yang mempunyai kepadatan tinggi dan kondisi air minim.
Ikan lele banyak hidup di perairan air tawar hingga air payau. Beberepa peternak lele di Pantura Jawa berhasil membudidayakan ikan lele di tambak bekas bandeng dan udang. Pada dasarnya, ikan lele hidup secaranocturnal, aktif bergerak di malam hari. Di perairan bebas lele berada di tempat-tempat air tergenang yang cenderung tenang seperti rawa, danau dan daerah sungai yang agak terlindung. Biasanya ikan ini memilih tempat-tempat yang teduh dan membuat lubang-lubang ditanah.
Ikan lele termasuk pada jenis ikan karnivora atau pemakan daging. Di alam ikan ini menyantap cacing, kutu, larva serangga dan siput air.  Pada keadaan tertentu ia bisa memangsa sesamanya alias kanibal. Biasanya, ikan lele menjadi kanibal karena tak ada makanan lain dan faktor perbedaan ukuran. Lele yang lebih besar akan memangsa kawanan yang lebih kecil.
Di Indonesia, setidaknya terdapat dua spesies ikan lele yang biasa dibudidayakan masyarakat. Yaitu spesies Clarias Batrachus dan Clarias Gariepinus. Dari dua spesies ini, ada beberapa ikan lele yang dikategorikan unggul yaitu lele dumbo, lele sangkuriang dan lele phyton.

1.2  Tujuan
Praktikum Budidaya perikanan khususnya kami melakukan budidaya ikan lele (Clarias batracus) ini bertujuan agar mahasiswa perikanan mampu mengetahui bagaimana cara budidaya pembesaran ikan dan mengetahui perhitungan-perhitungan yang harus dilakukan.



BAB 2
METODOLOGI

2.1 Waktu Dan Tempat
Praktikum mata kuliah Budidaya Perikanan mengenai budidaya pembesaran ikan Lele (Clarias batracus) dilaksanakan pada hari Rabu, 2 April 2014 yaitu pembersihan kolam, pada hari Rabu, 14 Mei 2014 yaitu persiapan pengisian kolam, pada hari Rabu,21 Mei 2014 yaitu pemberian pupuk, pada hari Juma’at 23 Mei 2014 penebaran benih, dan setelah penebaran benih ikan Nila setaip hari ikan diberi pakan pada pagi pukul 17:15 WIB, siang pukul 11:45 WIB, dan sore pukul 17:00 WIB, kemudian dilakukan sampling pertama pada hari Rabu, 4 Juni 2014, sampling kedua dilaksanakan pada hari Jum’at, 13 Juni 2014 dan sampling terakhir dilaksanakan pada hari Jum’at 26 Juni 2014 yang bertempat di Kolam Budidaya Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

2.2 Alat Dan Bahan
Alat dan bahan yang kami gunakan untuk melakukan budidaya adalah Kolam yang kami gunakan untuk menampung ikan, timbangan untuk mengetahui berat ikan saat sampling dilakukan, kertas indikator yang kami gunakan untuk mengukur derajat keasaman perairan atau pH perairan, secchi disk yang kami gunakan untuk mengukur kecerahan pada perairan budidaya, pakan PL 781-1 yang kami gunakan untuk menjadi pakan ikan lele, pupuk kandang atau kotoran hewan yang kami gunakan untuk menumbuhkan protozoa dalam perairan, dan bibit ikan lele yang kami budidayakan.

2.3 Prosedur Kerja
Prosedur kerja dalam budidaya pembesaran ikan Lele (Clarias batracus) hal pertama yang kami lakukan yaitu melakukan bimbingan dengan aslab tentang pemberian pakan, jenis pakan dan hal yang harus dilakukan selama proses pembesaran ikan Lele (Clarias batracus) kemudian kami melakukan pembersihan kolam yang akan dijadikan tempat pembesaran ikan setelah itu kolam dipanaskan dengan menggunakan sinar matahari selama sehari kemudian dilakukan penisian air dengan meninggalkan atau menyisakan sebanyak 30 cm dari batas kolam kemudian dimasukan pupuk kandang atau kotoran hewan sebanyak 2 kg didalam karung yang direndam dalam air yang sudah diisi ke kolam selama 10 hari untuk menumbuhkan plankton yaitu pakan alami, penebaran dilakukan dengan mengaklimatisasi dahulu ikan agar tidak terjadi stres terhadap ikan. Pemberian pakan dilakukan tiga kali sehari yaitu jam 07:15 WIB, 11:45 WIB, dan 17:00 WIB, pemberian pakan yang kami lakukan dengan memberikan sekenyang-kenyangnya terhadap ikan, kami melakukan pengukuran pH dan Suhu setiap hari, melakuakan sampling sebanyak dua kali untuk mengetahui pertumbuhan ikan Lele (Clarias batracus).

BAB 3
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Sampling
No.
Kolam 1
Kolam 2
Derajat keasaman (pH)
Panjang
Berat
Panjang
Berat
5
1.
12 cm
13 gram
12,5 cm
14 gram
5
2.
13,5 cm
19 gram
12 cm
11 gram
5
3.
14,5 cm
18 gram
14 cm
20 gram
5
4.
15 cm
22 gram
10,5 cm
9 gram
5
5.
14 cm
18 gram
12 cm
12 gram
5
6.
12,5 cm
12 gram
13 cm
14 gram
5
7.
12 cm
12 gram
11,5 cm
9 gram
5
8.
11 cm
10 gram
12,5 cm
11 gram
5
9.
10 cm
8 gram
12 cm
10 gram
5
10.
8,5 cm
4 gram
15 cm
22 gram
5

3.2 Pembahasan
Pada praktikum pembesaran yang kami lakukan kami tidak mendapatkan ikan yang mati hal ini sepertinya karena ikan lele sangat tahan terhadap kondisi perairan sejelek apapun berbeda halnya dengan ikan lainnya yang peka terhadap kandungan nitrit, oksigen terlarut (DO), suhu dan lainnya yang kemungkinan bisa menimbulkan kematian, berbeda halnya dengan jenis ikan lain ikan lele lebih tahan dengan kondisi perairan yang kotor atau buruk tetapi mempengaruhi pertumbuhannya, seperti yang kami telah lakukan sampling berat dan panjang ikan bermacam-macam adapun pertumbuhan ikan lele yang terbesar memiliki berat 22 gram dengan panjang total 15 cm berada dikedua kolam yang berbeda adapun ikan dengan pertumbuhan terkecil memiliki berat 4 gram dengan panjang 8,5 cm, seharusnya jika ikan berukuran panjang 8,5 cm beratnya harus melebihi 4 gram namun yang kita dapatkan beratnya kecil kemungkinan berat yang kecil ini terjadi karena kondisi perairan yang kurang baik, kami kurang memperhatikan kondisi perairan hanya pengecekan yang kami lakukan pada perairan yaitu dengan mengukur pH atau derajat keasaman dan suhu perairan untuk kecerahan kami tidak melakukan karena sangat sulit untuk melakukannya dikolam pembesaran



BAB 4
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dalam praktikum budidaya perairan ini dapat disimpulkan bahwa ikan lele tahan terhadap kondisi perairan yang jelek namun mempengaruhi pertumbuhan ikan lele yang seharusnya tumbuh dengan baik atau normal tetapi pertumbuhannya tidak normal hal ini adalah akibat dari keadaan perairan yang jelek, pertum buhan ikan lele juga dapat di pengaruhi mutu dan jumlah makanan tiap hari, pertumbuhan ikan lele ada yang cepat ada juga yang tertinggal gejala ini disebabkan oleh adanya persaingan di dalam memperoleh makan adakalanya mahasiswa telat karena ada kuliah sehingga kemungkinan ikan saat diberi makan sangat bersaing atau juga bisa karena ikan lele bersifat karnifor jadi saling memakan.

4.2 Saran
Pemberian pakan sebaiknya benar-benar pada waktunya karena sifat ikan lele adalah karnifor yaitu pemakan daging dan juga bisa memakan sesamanya sehingga memicu kejadian makan memakan juga dapat menimbulkan peertumbuhan yang lambat atau kurang baik.

DAFTAR PUSTAKA

Bardach, J.E., Ryther, J.H., and W.L.Mc. Larney. (1972). Aquaculture  .Birmingham, Alabama: Alabama Agricultural Experiment Station. Auburn University.
Effendi. 2004. Budidaya Ikan Nila. Jakarta: Penebar Swadaya.
Rahardi, F. 1993. Kristiawati, Regina. Nazaruddin. Agribisnis Perikanan. Jakarta: Penerbit Swadaya.
Sugiarto Ir. 1988. Teknik Pembenihan Ikan Mujair dan Nila. Jakarta: CV. Simplex.
Sumanatadinata, Komar. 1981. Pengembangan Ikan-Ikan Peliharaan Di Indonesia. Bogor: PT.Sastra Hudaya.
Suyanto, Rachenaturi. 1998. Budidaya Nila. Jakarta: Penebar swadaya.
Webster’s New World Dictionary. (1990). College ed. New York: The World Publ. Co.
Wheaton, F.W. (1977). Aquacultural Engineering. New York: John Willey& Sons.










1 komentar:

  1. Harrah's Cherokee Casino & Hotel - Mapyro
    Harrah's Cherokee Casino 화성 출장샵 & Hotel 안양 출장샵 In a separate building called the Cherokee Valley Center and Cherokee 광양 출장안마 River, 구미 출장마사지 the former Harrah's 진주 출장안마

    BalasHapus